Baby Love New (4/4) END

Tittle : Baby Love NEW (FF-Version)

Original Author : Ayumi Shiina (Baby Love Comic)

Casts : Cho Kyuhyun, Lee Hyuk Jae, Henry Lau, Cho Ahra, Jung Yoona, Kim Danae

 

 

Yoona’s POV

“Bagaimana? Kau senang, Yoona-ya?”

Aku menggigit bibir bawahku, miris. Itu Kyuhyun kan? Kenapa ia tega menuduhku seperti itu?

Aku memandangnya dengan nanar. Sekarang airmataku sudah mengalir deras,”Kencan? K-kau bilang aku k-kencan, Kyu?” aku mengeratkan genggaman pada buket bunga yang ku pegang,”PADAHAL YANG KAU LAKUKAN BERSAMA YEOJA ITU BAHKAN LEBIH BURUK DARIKU!”

Aku melemparkan buket bunga yang ada di tanganku ke arah Kyu dengan kasar.

Aku berlari masuk ke dalam rumah.

‘Cukup sudah.. Kenapa Kyu tega menuduhku seperti itu.. Padahal aku sangat mencintainya..’

*

Kyuhyun’s POV

“PADAHAL YANG KAU LAKUKAN BERSAMA YEOJA ITU BAHKAN LEBIH BURUK DARIKU!”

Yoona berteriak dengan keras. Buket bunga berwarna ungu itu di lemparkannya kepadaku. Aku terhenyak. Tidak pernah aku melihat Yoona semarah itu kepadaku. Bukankah seharusnya aku yang marah kepadanya? Ini sungguh tidak adil!

Aku menatap ke arah Hyukjae yang sekarang tersenyum. Entah apa yang sedang dipikirkannya tapi aku melihat sebuah senyum meremehkan di sudut bibirnya.

”Nah, sekarang, apa kau senang Kyu?” ujarnya enteng. Ia berjalan menuju ke arahku.

“Sudah aku katakan, kau harus menjaganya dengan baik atau aku akan merebutnya darimu,” Hyukjae berbisik tepat di telingaku dengan tangan menepuk pundak ku pelan.

“Tapi sepertinya Danae memang lebih menarik kan? Kau memang namja yang pintar..”

Aku mendengar suara tawa Hyukjae yang cukup nyaring untuk di dengar. Ia meninggalkanku dengan banyak pertanyaan di kepala.

‘Danae?’

‘Aku sungguh tidak mengerti!’

*

“Oppa!”

Aku baru saja pulang ke rumah dan akan menaiki tangga untuk naik ke lantai atas ketika Ahra tba-tiba muncul dari ruang keluarga. Wajahnya terlihat sangat cemas.

“Bagaimana? Kenapa Yoona tidak ikut pulang bersamamu oppa??” tanyanya dengan panik. Ia memandang berkeliling dan mencari sosok Yoona.

Aku hanya menunduk muram.

“Sudahlah, jangan tanyakan Yoona lagi kepadaku. Sepertinya ia sudah menemukan namja yang lebih baik,” ujarku kepada Ahra dengan wajah tertunduk lemah,”Berhenti merengek kepadaku,”

“Wae??” Ahra menarik ujung mantelku dengan tidak sabar,”WAEYO OPPA??”

“Kenapa? Kau tanya kenapa, Ahra?” aku mengangkat wajahku dan memandang Ahra dengan nanar.

“Untuk apa aku mempertahankan yeoja yang sama sekali tidak percaya kepadaku!” bentak ku kasar kepada Ahra,”Aku tidak mengerti sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran yeoja itu!”

“Oppa! Oppa!”

Ahra terus memanggilku, namun aku tidak peduli. Aku menutup pintu kamarku dengan kasar.

‘Kau pikir kau bisa merebut Yoona dari ku, Hyukjae?’

‘Tidak sama sekali…’

*

Yoona’s POV

“Kyo bodoh…” aku bergumam lirih di sela isak tangisku. Aku menggigit bibir bawahku dan memeluk erat boneka beruang milik ku.

Kyu sangat tega sudah menuduhku seperti itu. Aku berkencan?

“Aku tidak berkencan bersama Hyuk… Kyu…” aku sudah membenamkan wajahku di atas kepala boneka beruang besar di dekapanku ini. Aku merasakan dadaku yang semakin sesak. Kepalaku terasa pusing sekali. Ini sudah pukul 2 dini hari. Aku tidak pernah terpuruk seperti ini. Kyu melihatku bersama namja lain rasanya lebih sakit daripada Kyu meninggalkan ku di malam natal.

‘Aku tidak pernah berniat mencintai namja lain’

‘Hanya kau, Kyu…’

*

“Yoona~ Ireona,”

Aku merasakan tubuhku di guncangkan dengan perlahan. Dengan malas aku membuka mataku dan mendapati Henry oppa berdiri dengan berkacak pinggang.

“Kau tidak sekolah?” ia bertanya dengan mata melotot ke arahku.

“Aih kenapa matamu bengkak seperti itu hah??” ia berseru dengan panik dan menepuk-nepuk pipiku dengan tidak sabar.

Aku memasang wajah masam dan bangun dari posisi tidurku. Aku duduk dan memandang oppa ku yang sudah berpakaian rapi itu dengan tidak bersemangat.

“Nan gwaenchana oppa. Aku tidak masuk sekolah lagi ya. Aku merasa kurang enak badan,” jawabku serak.

“Kau ada masalah lagi? Kyu? Atau kau di perlakukan tidak baik oleh Hyukjae??” Henry oppa memandangku tajam. Wajahnya terlihat cemas.

“Nanti Bibi akan memarahiku kalau aku tidak becus menjagamu, Yoona-ya,” ujarnya lagi. Ia sekarang sudah berjalan mondar-mandir di kamar.

“Bukan oppa. Hyuk memperlakukanku dengan baik, sangat baik malah. Ia menghiburku dan membantuku mencoba melupakan kejadian buruk tempo hari, tapi Kyu malah berpikir sebaliknya. Ia memergokiku tadi malam pulang bersama Hyuk oppa. Ia menuduhku pergi berkencan. Ia menanyakan apa aku senang..” Airmataku sudah jatuh kembali. Dadaku kembali terasa sesak mengingat tuduhan Kyuhyun tadi malam kepadaku,”Aku tidak pernah senang oppa.. sekalipun.. aku tidak pernah mencoba untuk berpaling darinya…”

“Eomma, huaaaaaaaa……”

Aku sudah tidak bisa menahan airmataku. Aku kesal. Aku kesal sekali kepada Kyu.

Aku benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Henry oppa berjalan menghampiri tempat tidurku dan merengkuhku ke dalam pelukannya,”Menangislah Yoona-ya.. Aku ingin kau mengeluarkan semua bebanmu..”

Aku merasakan puncak kepalaku di usap dengan lembut.

“Setelah kau tenang, berpikirlah dengan jernih. Emosi tidak akan menyelesaikan segalanya..”

*

Hyukjae’s POV

“Bagaimana?” aku bertanya dengan cemas ketika melihat sosok tubuh Henry hyung keluar dari dalam kamar Yoona.

Aku sengaja membolos sekolah hari ini dan langsung berkunjung kerumah Yoona untuk melihat keadaannya. Aku masih tidak memiliki cukup keberanian untuk bertemu dengan Yoona yang sedang dalam keadaan terpukul seperti ini. Karena itu aku meminta Henry hyung saja masuk ke kamarnya dan melihat keadaannya untuk ku.

“Ia masih terus menangis. Kau di sini saja, Hyukie. Aku harus kuliah pagi ini,” terang Henry hyung kepadaku. Ia kemudian meraih tas ransel miliknya dan menyampirkan tas itu di pundaknya,”Kau benar-benar memboloskan?” ujarnya lagi.

“Ne, hyung. Tenang saja. Aku akan menjaga Yoona,” aku menganggukan kepala meyakinkan dan menghempaskan tubuhku di sofa.

“Ya. Aku percaya padamu,”

Henry hyung pergi dan meninggalkan aku sendirian di sini.

*

Danae’s POV

“Kyu!!” aku berteriak untuk ke sekian kalinya ketika melihat namja dingin itu melakukan shoot. Semua bola yang di tembakannya masuk dengan tepat ke dalam ring.

6 bulan satu sekolah dengannya baru kali ini aku melihat Kyu bermain basket dan ia jago sekali!

“Bodoh sekali Hyukjae,” aku bergumam sendiri dan mencari-cari sahabat kecil ku itu. tapi aku tidak dapat menemukannya dimana pun. Hyuk dulunya adalah kapten tim basket sekolah ku dulu. Aishh jinja, ia harus melihat kehebatan Kyuhyun. Bukan cuma aku tapi nyaris hampir seluruh yeoja di SMA Kyunghee ini sedang melihat Kyu berlatih bersama anggota tim inti SMA Kyunghee. Nampaknya Kyu baru saja di rekrut menjadi anggota baru.

Mataku terfokus melihat Kyu yang sekarang duduk di tepi lapangan. Ia nampak kelelahan.

‘Ah, ini saatnya’

Aku berseru didalam hati dan nyaris berlari menghampiri Kyu yang sedang duduk mengelap tubuh berkeringatnya menggunakan handuk kecil, aish sexy!

*Pabo. Padahal Kyu itu ga punya otot, hahaha*

“Ini,” dengan tersenyum manis aku menyerahkan botol minuman yang tadinya aku bawa. Aku baru saja membelinya dan sengaja akan memberikan ini untuk Kyu.

“Aih Kyu, baru saja kau berlatih sudah banyak yeoja terpikat olehmu!” aku mendengar Jonghyun oppa, kapten tim menggoda Kyu.

Kyu masih memasang wajah dinginnya dan tidak mengacuhkanku.

“Kyu..” aku sudah merengek manja kepadanya.

“Kyu?”

*

Kyuhyun’s POV

‘Yeoja ini memang pantang menyerah’

Aku mendeliknya kesal karena ia tidak berhenti mengerecoki ku.

“Aku tidak perlu air minum yang kau tawarkan. Kau pergi saja,” ucapku dingin.

Bukannya pergi, yeoja di depanku ini malah duduk di sampingku dan mengoceh dengan riangnya.

“Kau hebat sekali Kyu! Permainan Hyukie yang sudah di beri beasiswa oleh SMA Sijong saja tidak bisa mengalahkanmu aku rasa!”

Aku melebarkan mataku dengan apa yang d ucapkannya,”Sepertinya kau paham sekali soal basket,”

“Ne, biar begini aku adalah manager basket di sekolahku dulu,” ia mengalihkan perhatiannya dengan menatap lapangan basket yang ada di hadapan kami dengan bangga,”Sayang para yeoja tidak menerima ku dengan baik. Awalnya aku ingin sekali bergabung dengan tim basket putri tapi ya begitulah.. hanya Hyukie yang peduli kepadaku. Dia yang mengajak ku bergabung untuk menjadi manager di tim nya,”

Mata Danae terihat berkaca-kaca. Entah kenapa aku menjadi sedikit tersentuh dan bersimpati kepadanya.

‘Ah, anak itu memang selalu menyimpan kesedihannya sendiri’

Aku kembali teringat perkataan Hyukjae kepadaku kemarin. Mungkinkah ini sisi lemah dari seorang Kim Danae?

“Aih aku harus mengumpulkan tugasku!” Danae melirik ke arah jam tangan kecil berwarna merah di tangannya dan dengan cepat bangkit berdiri.

“Aku dengar minggu depan adalah pertandingan pertama kalian kan, Kyu? Ah aku pasti akan menontonnya,” ia menggerakan kepalanya dengan bersemangat,”Kau harus giat berlatih!”

Setelah mengucapkan semua itu, Danae bergegas pergi. Aku menjadi kebingungan dibuatnya.

‘Apakah yeoja itu mempunyai kepribadian ganda?’

*

Hyukjae’s POV

Aku memandang miris ke arah nampan makanan yang masih utuh tergeletak begitu saja di depan pintu kamar Yoona. Yeoja itu seharian tidak ada keluar dari kamarnya dan makan sesuap nasi pun.

Aku hanya mendengar suara tangisan samar-samar dari dalam kamar. Hatiku sangat sakit mendengarnya.

‘Sebegitu cintanya kah kau kepada Kyuhyun, Yoona?’

*

Yoona’s POV

‘Shei Kyo’

“Yeoja itu’

Kenapa aku tidak bisa bersama Kyu dengan mudah? Kenapa selalu ada batu penghalang di antara kami berdua?

Cintaku selama beberapa tahun ini, haruskah aku akhiri sekarang?

Aku tidak pernah merasa terpuruk seperti ini..

Di kepalaku kemudian berkelebat bayangan seorang namja.

Bukan. Itu bukan Kyu.

Dia….

*

Ahra’s POV

“Oppa!!!!!!!!!!”

“Berisik Ahra!” aku menutup wajahku dengan bantal dan melanjutkan tidurku yang terganggu karena teriakan Ahra.

“Oppa ireona!” aku sudah merasakan tubuhku di guncangkannya dengan paksa.

“Jangan ganggu aku,” ujarku dengan nada mengancam.

“KYUHYUN PABO!!! BANGUN!!!!!”

Aku langsung saja duduk di tempat tidur dengan jari telunjuk menyumpal kedua telingaku.

Ahra sudah berlari menjauh dan menjaga jarak agar tidak mendapat amukan dari ku.

“Waeyo?” tanyaku dengan geram.

“Oppa, ini sudah hari ke tiga. Oppa tidak menjenguk Yoona? Ia sudah beberapa hari ini tidak masuk sekolah. Apa oppa tidak mengkhawatirkannya?” aku melihat bola mata Ahra memerah ketika menyampaikan hal ini kepadaku.

Aku masih terdiam dan tidak menanggapinya.

“Oppa jebal. Beberapa hari ini oppa terlihat sibuk. Aku tidak mempunyai kesempatan untuk berbicara kepa-“

“Aku tidak peduli,” ujarku singkat.

“A-apa m-maksud oppa?” Ahra tergagap dan memandangku dengan takut-takut.

“Aku tidak peduli. Sudah aku katakan, aku tidak peduli lagi kepada Yoona,”

*

Hyukjae’s POV

“Hyung. Bagaimana keadaan Yoona?” aku memandang wajah Henry hyung dengan mengiba.

“Kau masuk saja ke kamarnya. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi… Anak itu sungguh…”ucap Henry hyung dengan wajah tertunduk.

Aku yang baru saja masuk ke dalam rumah ini langsung saja menaiki tangga dan naik ke lantai dua.

Aku melihat pintu bekas di dobrak dengan paksa. Hati ku sedikit bergetar melihatnya.

‘Jangan-jangan Yoona?’

Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar berdinding putih ini. Tidak ada hiasan kamar yang mecolok hanya gorden berwarna putih gading yang menggantung menutupi jendela besar satu-satunya di dalam kamar ini, mungkin pintu masuk menuju balkon. Gorden masih tertutup rapat, cahaya matahari hanya sedikit bisa masuk ke dalam kamar yang lampu penerangannya sama sekali tidak di nyalakan. Kamar ini sungguh suram.

Aku melangkah pelan mendekati tempat tidur yang ada di tengah ruangan. Sesosok tubuh berbaring di situ dengan tubuh membelakangiku. Tubuhnya tertutup selimut nyaris menutupi seluruh tubuhnya. Aku mendengar suara isakan kecil dan nyaris tak terdengar.

Aku semakin mendekat dan akhirnya duduk di tepi tempat tidur. Tanganku tanpa di suruh menyingkapkan selimut dari tubuhnya dan membalik tubuh itu menghadapku. Aku nyaris berteriak. Tidak bisa aku bayangkan sebelumnya, wajah ini….

*

Danae’s POV

“Kau datang lagi?” aku memandang yeoja jangkung ini dengan tatapan tidak percaya. Untuk ke empat kalinya ia menyodorkan botol minuman yang sama sejak 3 hari yang lalu.

“Ne. Aku akan selalu mendukungmu, Kyu!” ujarnya denga mata berbinar.

Aku hanya tertawa. Entah kenapa aku sudah menjadi terbiasa dengan kehadirannya di sekelilingku, dan sikapnya, tidak begitu menjengkelkan seperti dulu malah akhir-akhir ini ia banyak menolongku untuk persiapan pertandingan beberapa hari lagi.

“Gomaweo,” untuk pertama kalinya aku menerima pemberian yeoja jangkung ini. Ia terlihat senang sekali dengan perubahan sikapku.

“Aih Kyu. Hari ini kau juga bermain sangat hebat. Aku yakin sekolah kita menjadi juara di kejuaraan daerah nanti!” ucapnya dengan yakin. Wajahnya yang bersemangat itu terlihat lucu sekali di mataku. Aku menjadi tertawa tergelak.

“Kau jangan melupakan SMA Sijong, yeoja jangkung! Di sana ada sahabatku yang jauh lebih hebat dariku,”

“Jinjayo?” ia menoleh dan menatapku dengan penasaran.

“Ne,” aku mengangguk meyakinkan.

“Apakah namja itu tinggi?”

“Ya,”

“Berapa tingginya??” tanya yeoja di samingku ini bersemangat.

“Dulunya 180 cm seperti ku. Mungkin sekarang sudah lebih,” aku kembali mengingat berapa tinggi seorang Lee Sungmin.

“Tapi ia pasti tidak setampan kau, Kyu,” yeoja jangkung ini kembali memusatkan perhatiannya ke lapangan basket. Tempat dimana masih ada beberapa pemain inti berlatih.

“Ngomong-ngomong, siapa namamu? Aku melupakannya,” aku bertanya kepadanya masih meminum dari botol minuman yang di berikannya tadi.

“Kim Danae. Aku juga tidak berharap lagi kau mengingat namaku,” ujarnya pelan.

“MWO?” aku nyaris tersedak air yang baru saja aku minum.

Danae menatapku dengan wajah memerah, kemudian ia tertawa terbahak.

“Hahahahahaha aku tahu, kau sudah tertarik kepadaku bukan?”

Wajahku berubah pucat pasi. Yeoja ini…

“Pabo! Apa maksudmu! Kau bukan tipeku yeoja aneh!”

Danae masih tertawa terbahak. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya.

“Ini. Aku punya dua tiket konser untuk malam ini. Kau harus datang menemani ku. Kau bisa kan?”

*

Hyukjae’s POV

“Ibunya mengatakan Kyuhyun belum pulang ke rumahnya,” Henry hyung memandangku dengan tatapan cemas,”Dan aku tidak berani mengabari keadaan Yoona yang seperti itu kepada orangtuanya di Amerika,”

“Aku sudah tidak sabar lagi hyung! Aku harus memaksanya makan dan melupakan Kyuhyun sialan itu!!”

Aku bangkit dari tempat duduk ku dan bergegas ke kamar Yoona. Ini sudah hari kelima.

Masih sama dengan sehari yang lalu. Tubuh itu masih tergolek lemah dan menangis. Bukan hanya sosok itu tapi hawa ruangan ini juga terasa berubah menjadi jauh lebih suram dari sebelumnya.

“Yoona ireona,” aku mengguncang pundaknya. Aku mendengar suara isakan kecil dari balik tubuhnya yang membelakangiku.

“Yoona-ya, ireona!” aku nyaris berteriak di telinganya. Namun tubuh itu tidak bergeming.

Aku menarik tubuh itu untuk bangun. Aku menangkupkan kedua tanganku ke wajah pucat itu dan mengarahkannya agar memandangku.

“YOONA! TATAP AKU!” aku menatap wajahnya yang sekarang ada di depanku. Aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan.

“Yoona, jebal.. bangunlah.. tatap aku Yoona…”

“Kyu….”

“Aku hanya menginginkan Kyu…”

Tetesan airmata itu terjatuh. Wajah pucat itu semakin membiru. Aku sudah tidak sanggup melihatnya. Dengan segenap kekuatanku, aku menggendong tubuh itu.

“Kau harus ikut aku!”

*

Danae’s POV

“Aishh dari belakang seperti ini mana mungkin kelihatan,” aku mengeluh dan menatap Kyuhyun yang berdiri di sampingku.

“Hahahaha tentu saja bodoh. Tubuh kita yang terlalu tinggi ini akan menghalangi penonton lain kalau kita berdiri di depan,” Kyuhyun menggelengkan kepalanya menertawakanku. Aku menggembungkan pipi ku kesal.

Ini sama saja tidak berarti bukan menonton konser tapi hanya bisa mendengar suara vocalis band yang aku sukai itu. Tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas walaupun ada layar besar terpampang di depan. Padahal aku menyukai bassist nya -____-

“Kenapa kau mau menemaniku menonton konser??” aku berteriak di telinga Kyuhyun. Konser sudah di mulai kembali dan suara musik yang memekakan telinga membuatku harus berteriak ketika berbicara dengannya.

“Ah tidak. Aku hanya tidak ingin pusing di gerecoki dongsaengku tentang Yoo- ah, sudah lah aku tidak ingin membahasnya!” wajah Kyuhyun yang semula santai berubah menjadi kaku dan dingin kembali. Aku menjadi terdiam dan sedikit merasa bersalah. Aku kembali teringat telepon dari Hyukie tadi sore.

FLASHBACK

“Berhenti Danae. Aku mohon.. aku tidak bisa melihat Yoona seperti ini..”

Tubuhku mendadak kaku mendengar perkataan Hyukie. Ia tidak pernah semerana ini sebelumnya.

“Itu bukan urusanku. Sudah aku katakan aku tidak peduli,”

Memang benar, untuk apa aku memikirkan keadaan yeoja itu. Yoona seperti mayat hidup? Kau sangat pintar membual Hyukjae!

“Danae.. aku mohon.. lepaskan saja.. apapun akan aku lakukan asal kau-“

Tut tut tut tut

Aku mematikan sambungan telepon.

‘Itu urusanmu Lee Hyukjae. Itu yeoja mu’

FLASHBACK END

“Kenapa kau tidak melanjutkannya. Yoona? Kekasihmu itu?”

*

Kyuhyun’s POV

“Kenapa kau tidak melanjutkannya. Yoona? Kekasihmu itu?” Danae bertanya kepadaku dengan tatapan mata menyelidik.

‘Kekasih?’

Aku jadi teringat kejadian beberapa jam yang lalu di rumah. Ahra. Tentu saja. Dongsaengku yang cerewet itu.

FLASHBACK

“Oppa, aku mohon. Kunjungi Yoona di rumahnya. Aku mendapat firasat buruk oppa,”

Aku menatap wajah Ahra yang sekarang menggenggam tanganku dengan tatapan memohon.

“Kau saja yang mengunjunginya. Kau kan tau dimana rumah Yoona yang lama,”

“Aku sedang dalam masa hukuman appa dan eomma, oppa! Nilai ku semester ini jatuh dan appa eomma mengurungku di rumah selama seminggu ini. Jebal, oppa.. kalau kau membenci Yoona terserahlah.. tapi kau harus ke sana. pastikan keadaannya.. ia sudah seminggu ini tidak masuk sekolah.. Kyu.. kau oppa ku kan? Ini permohonanku sebagai adik…”

Ahra kemudian menangis.

Yoona tidak masuk sekolah? Hahaha Hyukjae juga seperti itu. Sejak aku memergokinya pulang berkencan bersama Yoona, ia tidak pernah masuk sekolah lagi. Mungkin mereka pergi berlibur bersama. Aku tidak akan terpengaruh.

Aku menepiskan tangan Ahra dan berjalan keluar kamarku.

Aku akan pergi menonton konser bersama Danae.

FLASHBACK

“Ne, kekasihku, tapi….” ujarku menggantung. Menimbang-nimbang sesuatu.

“Tapi apa Kyu??” kedua pupil mata Danae sudah melebar menatap fokus ke arahku.

“Aku sekarang tidak yakin lagi dengan status kami itu,” ucapku akhirnya.

Danae kemudian menunduk. Aku menyangka ia akan bahagia, melompat-lompat mungkin (?) saking senangnya mendengar statusku ini, namun kenapa ia jadi terlihat sedih.

“Hey kenapa?” aku memegang pundaknya dan mengarahkan tubuhnya agar berhadapan dengan ku.

“Sepulang ini, ada yang ingin aku katakan kepadamu, Kyu…” Danae menatapku dengan takut.

*

Yoona’s POV

Di sinilah aku. Di Seoul Yeoido Hankang Park (itu lho, lokasi syuting city hunter). Pancuran air yang keluar seperti pagar air yang mengelilingi kolam besar yang ada di tengahnya.

Langit malam yang pekat membuat percikan air itu berkilauan. Seharusnya aku kagum melihat keindahan yang ada di depanku ini tapi entah kenapa otak ku bekerja sebaliknya. Bibirku yang seharusnya tersenyum, mataku yang seharusnya berbinar, dan raut wajahku yang seharusnya merah merona, tidak. Tidak ada seorang Jung Yoona seperti itu sekarang. Sekarang hanyalah ada Jung Yoona dengan bibir pucat, mata sendu dan wajah yang datar. Aku tidak perlu memusingkan betapa hancurnya penampilanku sekarang. Toh, tidak ada lagi yang peduli kepadaku. Perjuanganku selama ini sia-sia? Ya, hanya karena namja yang aku cintai meninggalkan ku begitu saja. Satu minggu yang berat tanpa memandang wajahnya, tanpa kehadirannya di sekelilingku, dapat aku pastikan ia sudah melupakanku.. Meninggalkanku..

Airmataku mengalir lagi. Aku benci sekali seperti ini.

Aku merasakan sensasi hangat di pipi ku.

“Makanlah,” tangan itu menyodorkan sesuatu untuk ku.

Aku menggeleng lemah dan menolak makanan yang di tawarkan Hyukjae.

“Ayo. Bangunlah mayat hidup,” ia terkekeh dan menyentuh pipiku dengan ujung jarinya,”Dengan kekuatan ajaib seorang Lee Hyukjae, aku berikan roh ku kepadamu agar kau hidup kembali, Jung Yoona,”

Wajah itu tiba-tiba menjadi sangat dekat denganku. Nyaris tanpa jarak. Aku memejamkan mata. Kenapa tubuhku terasa kaku? Tiba-tiba wajah Kyu terlintas di dalam benak ku.

Datanglah kembali ketika kau sudah besar nona manis..’

“Kyu….” aku menutup mulut dengan tanganku dan menjerit tertahan. Aku membuka mata dan melihat Hyuk tersenyum lebar. Ia ternyata tidak ingin menciumku.

“Akhirnya kau bersuara,” ia mengusap puncak kepalaku dengan gemas.

“Apa kau masih mencintai Kyu?” wajah Hyuk kini berubah menjadi serius.

Aku hanya tertunduk diam. Aku tidak tahu jawabannya.

“Kau ingin meyakinkan perasaanmu?”

Aku mendongakan kepalaku dan menatap ke arah Hyuk yang sudah berdiri dan merentangkan tangannya.

“Kalau kau tidak mencintainya lagi, pasti kau tidak membutuhkan ini lagi,”

Kalung itu.. entah sejak kapan ia sudah mengambilnya dariku. Kalung itu melayang begitu saja dan terjatuh di antara percikan air.

“ANDWAE!!!!!!!!!!”

*

Kyuhyun’s POV

“Aigoo~ ini sudah larut malam. Apalagi yang kau mau hah?” aku membentak Danae dengan tidak sabar. Ia memintaku menemaninya makan dan ternyata ia mengajak ku untuk minum soju. Aku menemani yeoja aneh ini hingga ia mabuk.

Kata-kata Danae ketika kami menonton konser, kalau ada sesuatu hal yang penting ingin ia ucapkan membuatku bertahan menemaninya. Ini sudah botol ketiga. Aku sudah bertanya berkali-kali tentang hal apa yang ingin ia katakan, namun ia selalu menolak dan malah mengajak ku untuk minum juga.

Aku mengacak rambut ku frustasi. Akhirnya aku menyeret Danae keluar dari tempat itu dan mengajaknya untuk duduk di sebuah bangku depan supermarket 24 jam.

“Kau tunggu di sini. Aku akan mencarikan sesuatu untuk mengurangi mabukmu,” aku berujar kepada Danae.

Ia tidak mengiyakan namun tidak juga menolak. Ia duduk dengan tatapan menerawang entah kemana. Aku bergumam kesal. Yeoja ini merepotkan saja.

*

Hyukjae’s POV

“Mana Yoona??” Henry hyung menatapku dengan marah.

“Ani hyung, aku meninggalkannya di Seoul Yeoido Hankang Park,” ujarku dengan lemah.

“MWORAGO??” aku merasakan tubuhku di hempaskan ke tanah. Aku bangun dan menyeka ujung bibirku yang sedikit berbau amis.

“Mianhae hyung. Aku harus melakukannya agar Yoona bisa melupakan Kyuhyun,” ucapku lirih,”Percayalah, Yoona pasti kembali,”

*

Yoona’s POV

Aku tidak peduli berapa waktu yang aku habiskan mencari kalung itu di tengah guyuran pagar air ini. Aku sudah menceburkan diriku ke dalam kolam yang terasa dingin dan menusuk itu, mencari kalung pemberian Kyu untuk ku.

‘Aku bisa menebaknya dengan pasti kalau kalung itu adalah benda yang sangat berharga untukmu. Ketika kau tidur, kau mengigau dengan memanggil Kyu dengan terus memegang liontin berbentuk beruang itu, Yoona’

‘Kalau kau temukan kalungnya, aku percaya cinta kau untuk Kyuhyun benar-benar cinta sejati dan aku tidak akan mengusikmu lagi…’

‘Kalau kau tidak bisa menemukannya, lupakanlah Kyuhyun.. Ia bukan namja pantas untukmu, Yoona-ya..’

Kata-kata Hyukie membuatku semakin kalut. Ini kah pertaruhan takdir ku?

Tidak, aku yang harus memutuskannya…

Hanya aku…

*

Kyuhyun’s POV

“Apa yang sudah terjadi kepadaku?” Danae menatapku dengan heran,”Aku merasa pusing sekali, Kyu,”

“Kau mabuk pabo! Beruntung tadi aku bertemu kenalan yang memberitahuku nama obat untuk penawar mabukmu (?)” aku membentak Danae dengan kesal.

“Nah, aku sudah terlalu banyak membuang waktu. Apa yang ingin kau katakan padaku?”

Danae menatapku dengan rasa bersalah. Ia duduk dengan meremas-remas ujung bajunya gugup.

“Kyu?” panggilnya pelan.

“Waeyo?”

“Kau ingat saat aku memintamu untuk menciumku?”

FLASHBACK

“Cium aku Kyu…”

“Dan aku akan berhenti mengganggumu…”

Aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Sepersekian detik kemudian aku memegang pundaknya dengan kedua tanganku untuk menahan tubuhnya.Danae tersentak kaget dan memandangku dengan tajam.

“Apa yang kau lakukan? Aku tidak bisa mengkhianati kekasihku, aku sangat mencintainya..”

FLASHBACK END

“Ya, memangnya kenapa?”

“Saat itu aku melihat kekasihmu dan Hyukie berdiri di pintu masuk. Dengan posisi seperti itu, mereka menyangka kita…” Danae tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

“Berciuman maksudmu?” aku menambahkan dengan geram.

“Ya, Kyu. Jeongmal mianhae.. Mereka hanya melihat kau dari belakang, jadi aku sekalian saja menggoda Hyukie dengan berbohong mengatakan kalau kita benar-benar berciu-“

“YEOJA BODOH!”

Aku membentaknya dengan kesal. Pantas saja Yoona sangat marah kepadaku dan aku sekarang mengerti kenapa Hyukjae tiba-tiba bersikap seperti itu. Akhirnya semua benang merah tersambung, dan apa yang sekarang aku lakukan? Aku sendirilah yang tidak percaya dengan kekasihku sendiri!

Aku berdecak kesal dan berbalik meninggalkan Danae. Aku harus ke rumah Yoona sekarang.

*

BRUK!

Aku baru saja membuka pagar rumah dan mendengar suara sesuatu terjatuh. Aku melihat tubuh Hyukjae terjatuh ke tanah dengan wajah Henry hyung menatapnya dengan marah.

Hyukjae bangkit dan mengucapkan sesuatu, namun masih dapat aku dengar dengan jelas.

“Mianhae hyung. Aku harus melakukannya agar Yoona bisa melupakan Kyuhyun,”

”Percayalah, Yoona pasti kembali,”

Aku merasakan kemarahan yang sangat besar. Aku berjalan maju dan mencengkram baju yang di kenakan Hyukjae.

“Apa maksudmu Hyuk?”

“Kemana Yoona pergi?” aku bertanya kepadanya dengan geram.

“Untuk apa kau bertanya?” dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya, Hyukjae masih bisa tertawa meremehkan kepadaku.

“Kau yang sudah mengkhianatinya. Namja sepertimu seharusnya tidak usah kembali,”

Bruk!

Aku memukul wajahnya dengan tanganku yang terkepal erat.

“KEMANA YOONA HYUKJAE?? AKU BERTANYA KEPADAMU??”

“Aku di sini Kyu, aku sudah mendapatkan kalungnya…”

Suara kecil itu membuat semua pusat perhatian kami teralih kepadanya. Aku melihat sosok ringkih Yoona yang basah kuyup dan ada Danae berdiri di belakang untuk menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.

Yoona berjalan menuju ke arahku dengan sempoyongan. Senyum manis tersungging di bibir tipisnya.

“Kyu.. cinta kita memang cinta sejati bukan?” ia sudah berdiri di depanku. Wajahnyanya berwarna putih pucat dengan bibir membiru. Tangannya terulur menyerahkan kalung yang ada di genggamannya kepadaku yang masih terpaku menatapnya tanpa berkedip,”Aku menemukan kalungnya Kyu….”

Kedua bola mata itu kemudian terpejam dan tubuh itu terhuyung ke depan. Dengan cepat aku mengulurkan tanganku untuk menangkap dan memeluknya ke dalam pelukanku.

‘Tidak akan pernah lagi aku lepaskan’

“Cepat panggil dokter!”

*

Hyukjae’s POV

“Kenapa kau menagis?” aku menghampiri Danae yang duduk di sofa ruang tengah keluarga Jung ini.

“Aku menyerah, Hyukie. Kyuhyun tidak akan pernah berpaling kepadaku,” ia menatapku dengan jemarinya yang mencoba menghapus airmatanya,”Ia tidak akan menunggui ku semalaman ketika aku sakit seperti ia menunggui Yoona sekarang ini,”

“Ne. Aku pun begitu. Kau lihat? Aku membuang kalung miliknya agar ia melupakan Kyuhyun. Yoona lebih memilih mencarinya dan mengorbankan kesehatannya yang sudah lemah seperti itu,” aku duduk di samping Danae dengan kedua tangan di kepalaku, frustasi,”Tidak ada salah seorang dari kita pun yang berhasil,”

Danae tertawa hambar.

“Ya, tidak ada seorangpun dari kita Hyukie…”

*

Kyuhyun’s POV

Aku menatap wajah pucatnya semalaman. Aku terus menggenggam tangan ini agar tidak lepas lagi dari jangkauan ku.

Aku melihat gerakan di kelopak matanya. Yoona membuka matanya dan menatapku sendu.

“Kyu?”

*

Yoona’s POV

Aku seperti terbangun dari mimpi yang panjang. Awalnya aku takut, rasa hangat yang menjalari tubuhku bukan berasal dari namja yang aku cintai. Aku terlalu pengecut untuk membuka mata. Namun ada desakan lagi yang membuatku mencobanya. Aku pun membuka mataku.

Aku memandang wajah itu yang semula kabur, lama kelamaan semakin jelas.

“Kyu?” bisik ku lirih.

Aku merasakan Kyu menggenggam tanganku lebih erat dan meletakkannya di pipinya.

“Jeongmal mianhae, aku sudah tidak mempercayaimu, Yoona-ya..” aku melihat bola mata Kyu memerah.

Aku mengangguk lemah,”Jeongmal mianhae Kyu.. Mianhae aku sudah berburuk sangka kepadamu..”

“Aku tidak pernah mencium yeoja manapun, Yoona..” ujar Kyu serak. Aku melihat lingkaran hitam di matanya. Ia pasti menjagaku semalaman.

Aku mengangguk lemah dan mengisyaratkan agar ia mendekat ke arahku.

Kyu memanjukan wajahnya dan mendekatkan telinganya tepat di depan bibirku.

“Aku selalu percaya kepadamu, Kyu.. Saranghae…

*

Beberapa hari kemudian..

Kyuhyun’s POV

“Whoaaaaa!” teriak Danae bersemangat. Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan melambai ke arah lapangan basket yang ada di depan kami.

“Omo! Omo! Omo!” ia menjadi histeris sendiri.

Pletak!

“Appo Kyu!”

“Kau itu berisik sekali bodoh, aku tidak bisa menonton pertandingan dengan tenang karena teriakanmu,”

Aku bergumam kesal. Sekarang aku dan Danae sedang duduk di bangku pemain yang akan bertanding setelah ini. Danae sekarang adalah manager tim yang baru di angkat dua hari yang lalu (?)

“Aish kau yang diam Kyuhyun bodoh! Aku sedang melihat objek yang sangat menarik,” ujarnya cepat tanpa memandangku.

Aku hanya menautkan kedua alisku dan diam saja. Tidak ada gunanya beradu mulut dengan yeoja aneh ini.

*

Danae’s POV

Aku membawa botol-botol minuman ini dengan susah payah. Aish, tidak ada yang bersedia membantuku untuk membawanya. Aku menggerutu kesal dan mengeluarkan sumpah serapah yang bisa aku pikirkan.

Aku membelok ke kiri kemudian aku melihat Kyuhyun dan…

BRAK

Semua botol yang aku pegang terjatuh begitu saja dari tanganku.

Kyuhyun dan dua orang temannya itu berlari menghampiriku dan membantuku memungut botol-botol yang terjatuh tadi.

“Ah mianhae, aku jadi merepotkan kalian semua,” aku membungkuk rendah,”Jeongmal mianhae..”

“Hahahaha tidak apa-apa yeoja manis,” sahut namja berbaju basket biru itu dengan senyuman 100 watt nya *jiaaahhh*

“Gomaweo,” ujarku lagi tanpa berkedip memandangnya.

“Ne, cheonma,” kali ini namja di sampingnya yang menjawab perkataanku.

‘OMO, KEDUANYA SAMA TAMPANNYA!’

Aku tidak bisa mengantupkan mulutku namun ketika melihat wajah membunuh Kyu, dengan cepat aku menguasai diriku kembali.

“Nah Kyu, aku pergi dulu. Sampai jumpa! Aku yakin sekolah kita bertemu di final!” namja yang menjawab perkataanku dengan kata “cheonma” tadi merangkul Kyu dengan hangat. Nampaknya mereka sangat akrab.

Kyu mengangguk dan membisikan sesuatu di telinga sahabatnya, entah apa itu yang kemudian membuat ketiga namja itu tertawa terbahak. Aku dengan bodoh tidak bisa beranjak dari sini dan hanya terpaku melihat tingkah mereka bertiga.

“Ya sudah, annyeong!”

Akhirnya kedua namja itu pergi meninggalkan ku dan Kyu.

“LEE”

Aku melihat nama di belakang baju basket mereka. Keduanya bermarga Lee.

“Hahahahaha kenapa matamu seperti orang kelaparan seperti itu Yoona?” aku mendengar Kyuhyun tertawa tergelak di belakangku.

Aku segera saja membalik kan tubuhku dan menatapnya dengan puppy eyesku.

“Kenalkan, Kyu,” aku merengek kepadanya.

“Yang mana?” tanyanya dengan enteng.

“Yang di sebelah kiri?” tanyanya lagi ketika kami masih bisa melihat dua namja itu dari jauh,”Itu sahabat baik ku, Lee sungmin,”

“Bukan, Kyu! Aku menginginkan yang satunya,”

“Owh pilihan yang tepat!” Kyu dengan gaya berlebihan menepuk pundak ku,”Itu si cassanova di SMA sijong, sangat cocok untukmu,”

“Siapa namanya?” aku menunggu jawaban dari Kyu dengan gugup.

“Namanya Lee Donghae..”

“Donghae?” aku meyakinkan pendengaranku.

“Ya, dan ia tadi mengatakan kepadaku, kalau ia tertarik kepadamu,”

*

Hyukjae’s POV

“Bagaimana kabarmu?” aku memandang Henry hyung yang berjalan menghampiriku dan kemudian mengambil tempat duduk di depanku.

Aku sekarang sedang berada di cafe depan sekolah dan tanpa sengaja melihat Henry hyung juga berada di dalam cafe ini bersama beberapa orang temannya.

“Aku selalu dalam keadaan baik, hyung,” aku terkekeh kecil dan menyesap minumanku,”Bagaimana Yoona?”

“Sudah jauh lebih baik,” katanya.

“Henry-ah, kau masih lama di sini? Aku dan yang lain ingin pulang lebih dulu?”

Aku menoleh dan mendapati seorang yeoja manis berkulit putih susu tersenyum ke arah kami berdua. Rambut ikal panjangnya di biarkan tergerai melengkapi baju terusan berwarna hijau muda yang di kenakannya. Aku sungguh tidak bisa berkedip memandangnya.

“Ah, baiklah. Sampai jumpa,” suara itu membuyarkan lamunan ku.

Aku dengan cepat menunduk dan pura-pura mengaduk isi dari gelas minumanku.

“Hyukie?” aku mendengar Henry hyung memanggilku dengan nada aneh.

“Waeyo?” aku menatapnya yang sekarang tertawa geli melihatku.

“Kau menyukai In-yeong? Aku bisa membantumu mendapatkannya?”

*

Yoona’s POV

“Ahra!!! Aku pulang!!”

Aku mengguncangkan tubuh Ahra yang masih tertidur pulas. Dasar anak kerbau, siang hari seperti ini pun ia gemar sekali tidur.

Setelah kesehatanku membaik, aku memutuskan kembali lagi ke rumah keluarga Cho.

“Ya! Ya! Lepaskan Yoona! Kau memeluk ku terlalu erat!” Ahra meronta di dalam pelukanku dan membuatku harus melepaskannya.

“Dimana Kyu? Aku tidak belum menyapanya,” aku berseru kepadanya dengan bersemangat.

“Kyu belum pulang. Ia sedang ada pertandingan di sekolahnya,” Ahra duduk di atas tempat tidurnya dan memandangku dengan pandangan menilai.

“Waeyo?” tanyaku cepat.

“Ani, aku senang kau sudah ceria kembali,” Ahra tersenyum kepadaku.

“Tentu saja,” aku menepuk dadaku dengan bangga,”Karena aku seorang Jung Yoona!”

*

“Yoona, maaf merepotkanmu untuk membereskan meja makan. Ahjumma dan Ahjusshi harus keluar kota mendadak,” Ahjumma menatapku dengan raut wajah bersalah.

“Ne, gwaenchana Ahjumma,” aku tersenyum dan mengantarkan mereka ke pintu depan.

“Kami hanya pergi satu malam ini saja, besok kami kembali ke Seoul. Nah, Kyu. Jaga Yoona dan Ahra dengan baik,” Ahjusshi berganti memberi petuah kepada Kyuhyun yang berdiri di belakangku.

“Arasseo Appa, Eomma,” jawab Kyu dengan suara beratnya.

“Kami berangkat dulu,”

*

Aku membersihkan meja makan dan mencuci semua piring kotor bekas makan malam kami semua. Setelah selesai aku naik ke lantai dua dan melihat perkembangan Ahra. Ia sedang belajar untuk ujian perbaikanya besok. Aku membuka pintu sedikit dan mengintip apa yang sedang di lakukan Ahra. Nampak ia sedang serius sekali belajar. Aku tersenyum tipis. Baru seminggu aku meninggalkan rumah ini, kenapa banyak hal yang berubah.

Aku turun kembali ke lantai bawah dan mendapati Kyuhyun sedang membaca buku di ruang tengah. Dan Voila! Ia menggunakan kacamata.

Aku tersenyum jahil dan berjalan mengitari sofa sehingga posisiku sekarang berada di belakangnya. Aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya dan menghirup aroma tubuhnya.

“Waeyo?” tanya Kyu tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang di bawanya.

“Tidak ada. Aku hanya ingin memelukmu,” bisik ku di telinganya.

“Manja sekali,” aku mendengar Kyu tertawa kecil.

Ia melepaskan kacamata bacanya dan menutup bukunya dengan mendadak.

Dengan tangannya yang super panjang itu (?) dengan mudah ia bisa meraih belakang kepalaku dan mendekatkan wajah kami dengan jarak yang dekat sekali. Sekarang ia sudah menatapku dengan objek yang di anggapnya paling manarik, yaitu wajahku.

Aku menjadi gelisah tapi pandangan mata Kyu yang teduh membuatku seperti terhipnotis.

Aku tidak tau sejak kapan, kemudian bibir itu menyentuh bibirku dengan lembut.

Aku menutup mataku dan merasakan sensasi yang tidak bisa aku bayangkan. Ya Tuhan…

“YOONA PAPA DATANG!!!!!!!”

*

Kyuhyun’s POV

“Hahahaha bodoh sekali kalau selama ini kami tidak sadar dengan kedekatanmu dan Yoona,” Eomma ku tertawa terbahak.

Appa hanya tersenyum dan tidak berkomentar banyak.

“Aku tidak menyangka Papa dan Mama Yoona akan tiba di Soul tadi malam,” tambah Ahra.

Aku kembali teringat orangtua Yoona yang memergoki kami berciuman dan menyeret Yoona pulang ke rumah mereka dengan paksa.

Aku mengacak rambutku frustasi. Kenapa Papa Yoona itu galak sekali?

*

“Kau sudah bertemu Jung Ahjusshi?” Henry hyung yang duduk di depanku tertawa terbahak.

“Ne, dan beliau galak sekali hyung. Tadi malam saja Yoona langsung di seretnya pulang,” keluhku,”Aku hanya sempat berbicara dengan Jung Ahjumma. Katanya ia sangat mendukung hubunganku dan Yoona,”

Henry hyung kemudian berhenti tertawa dan menatapku dengan serius.

“Kau harus bisa melunak kan hati Ahjusshi ku itu. Ia memang sangat protektif kepada Yoona. Kau harus paham bagaimana perasaan seorang Ayah kepada anak perempuan satu-satunya seperti Yoona,” jelas Henry hyung kepadaku.

Aku mengangguk,”Ne, hyung. Bagaimanapun caranya aku pasti akan mendapatkan restu dari Jung Ahjusshi,”

“Hahahaha kau namja yang hebat, Kyu,”

*

Yoona’s POV

“AKU BENCI PAPA!!”

Aku melemparkan semua boneka yang ada di sekelilingku. Papa jahat. Ia mengunciku dikamar dan tidak mengiznkan aku bertemu Kyu. Sekeras apapun aku berteriak, pintu itu tidak bergeming.

“Aku sangat merindukanmu, Kyu..”

Aku menangis terisak sambil memeluk boneka paling besar yang aku punyai.

Tok Tok Tok Tok

Aku mendengar bunyi dari jendela balkon. Sepertinya ada banyak batu yang di lempar dengan sengaja.

Aku membuka gorden dan menengok ke bawah.

“Kyu!” pekik ku tertahan.

Aku dengan cepat membuka jendela balkon dan keluar untuk bertemu Kyu. Ini lantai 2 dan Kyu ada di bawah.

Kyu memberi isyarat kepada ku agar aku turun dengan cara melemparkan boneka besar yang ada di pelukanku lebih dulu ke bawah.

‘Ah, aku mengerti maksudnya’

Aku melemparkan boneka itu terlebih dahulu dan Kyu sekarang sudah bersiap menangkapku.

Hup!

“Aih, aku terasa berat sekali Yoona,”

Aku memukul dada Kyu pelan,”Jinja? Aku akan mulai diet untukmu,”

Kyu menurunkan tubuhku dan kami sekarang duduk di teras belakang rumah. Langit malam terlihat cerah menampakkan banyak bintang yang berhamburan di atas kepala kami.

Aku mendekatkan tubuhku ke arah Kyu dan memeluk lengannya.

“Boghossipposo Kyu..”

“Nado bogoshipposo..” aku merasakan Kyu mengusap puncak kepalaku dengan lembut.

“Papa jahat,” bisik ku lirih.

“Tenanglah Yoona-ya Ahjusshi seperti itu karena ia menyayangimu,” suara Kyu terdengar menghiburku.

“Tapi aku benci papa tidak mengizinkan ku untuk bertemu denganmu,” aku masih merengek kepadanya,”Padahal lusa aku sudah berulang tahun,”

“Ya. Aku pasti akan mendapatkan izin Ahjusshi untuk mengajakmu kencan saat kau berulang tahun,” ucap Kyu dengan yakin.

“Jinjayo??” aku sudah duduk tegak dan menatapnya dengan tatapan berbinar.

Kyu mengangguk dan tersenyum kepadaku.

“Kyu!!!” aku memeluk Kyu dengan bersemangat,”Goma-“

“YOONA!!”

Aku tersentak dan segera saja memalingkan tubuhku ke asal suara.

Papa.

*

Kyuhyun’s POV

“YOONA!!”

Aku melihat tubuh Yoona di tarik Ahjusshi menjauhi ku. Yoona sekarang berdiri di samping ibunya. Aku mencoba tersenyum kepada Ahjusshi dan membungkuk ke arahnya dengan hormat.

“Ahjusshi, Ahjumma. Je iremeun Cho Kyuhyun imnida. Saya minta maaf atas kelancangan saya sudah mengunjungi putri anda,”

Jung Ahjumma mengangguk dan tersenyum kepadaku. Hanya Ahjusshi yang masih memasang wajah sangarnya.

“Apa kau serius dengan putri ku? Apa kau berniat menikahinya?”

Aku terhenyak mendengar pertanyaan mendadak itu namun aku sudah menetapkan hatiku.

“Saya serius Ahjusshi. Saya masih belum memikirkan untuk segera menikah karena keterbatasan saya sekarang namun saya dapat menjamin kalau saya dapat membahagiakan putri anda dengan sepenuh hati saya dan menjaganya seperti saya menjaga diri saya sendiri…”

*

Yoona Mama’s POV

“Yeobo, anak kita ternyata sudah besar,”

Aku melihat suamiku tertunduk lesu. Aku hanya tersenyum dan membesarkan hatinya.

“Bukankah ini sudah saatnya kita melepasnya? Kita hanya perlu mendukungnya sayang…”

“Aku kira, kepindahan kita ke Seoul akan membuat Yoona bahagia nyatanya…”

*

Yoona’s birthday…

Kyuhyun’s POV

“Skak mat,”

“Saya menang lagi Ahjusshi!” aku berseru bangga. Jung Ahjusshi menatapku dengan tidak percaya.

“Kajja, satu kali lagi. Satu kali lagi,” pintanya dengan tidak sabar.

‘Aih orang tua yang tidak bisa mengakui kekalahannya’ aku tersenyum simpul dan mengangguk.

Aku memenuhi semua kehendak Ahjusshi demi hari spesial ini.

Aku memberi isyarat mata ke arah Yoona yang duduk tidak jauh dari tempat ku dan Ahjusshi bermain catur.

‘Tunggulah sebentar lagi Yoona-ya’

*

Yoona’s POV

“HANYA SAMPAI JAM 5! TIDAK LEBIH!”

Mendengar Papa berkata seperti itu dan aku hampir melompat kegirangan. Hai ini hari ulang tahunku dan Kyu memang berjanji mengajak ku berkencan.

Setelah di luar rumah, aku menggandeng tangannya dengan erat.

“Kau mau kita kemana? Aku akan memenuhi semua permintaanmu hari ini,” ujar Kyu menatapku dengan senyum tiga jarinya.

“Aku ingin ke taman di tepi sungai Han, Kyu,” ucapku lirih.

“Kajja!”

Aku merasakan tanganku di genggam lebih erat.

Aku bahagia sekali.

*

Kyuhyun’s POV

“Apa yang sedang kau pikirkan?” aku memandangi Yoona yang sekarang berdiri di depan ku. Ini tempat yang sama dengan saat aku mengucapkan kata perpisahan untuknya di malam natal lalu.

Yoona tersenyum kepadaku.

“Kau ingat tempat ini kan, Kyu?” tanyanya dengan tatapan sendu kepadaku.

Aku hanya terdiam dan tidak mempunyai cukup keberanian untuk menjawab pertanyaannya.

“Aku ingin menghapuskan kenangan buruk di tempat ini. Aku ingin menggantinya dengan kenangan indah, Kyu…”

Aku memadang wajahnya tanpa berkedip. Aku menarik tangannya dan memaksanya jatuh ke pelukanku.

“Uljima.. Aku akan selalu di sampingmu,Yoona-ya,”

*

Yoona’s POV

“Uljima.. Aku akan selalu di sampingmu,Yoona-ya,”

Aku merasakan kehangatan menjalari seluruh rongga tubuhku. Sekarang aku sudah melepaskan pelukan Kyu dan menatap wajahnya. Hanya menatap wajahnya saja sudah membuatku sangat bahagia.

“Kau tidak menanyakan hadiah ulang tahunmu dari ku?” tanya Kyu.

Aku menggeleng,”Kau ada bersamaku saja, itu sudah lebih dari cukup,”

“Jinja, padahal aku sudah menyiapkan kado spesial untuk mu,” keluhnya kecewa.

“Aku mau!” seru ku,”Pasti kado yang sangat menyenangkan,”

“Kau ini plin-plan sekali Yoona-ya. Kau ingin kado apa tidak?” Kyu sekarang sudah berdiri di depanku. Aku harus mendongakkan kepala agar bisa memandang wajahnya dengan jelas.

“Tentu saja aku ingin. Aku selalu menginginkan hadiah yang di berikan oleh seorang Cho Kyuhyun,” aku terkekeh kecil.

“Nah ulurkan tanganmu,” pintanya.

Aku mengulurkan kedua tanganku dan melihat Kyu meletakkan salah satu tangannya ke balik jaket yang di gunakannya. Ia berhenti sejenak dan menghela nafas.

“Ini,”

Aku melihat ke arah tanganku dan melihat apa yang di berikan Kyu.

“Ko-“

“Seluruh cintaku, aku berikan kepadamu Jung Yoona! Tidak ada yang aku sisakan sedikitpun,”

Aku merasakan tubuhku terangkat ke atas. Ya Tuhan.. namja ini selalu membuat banyak kejutan di hidupku. Aku meneteskan airmata dan menatap Kyu dengan tidak percaya.

Tubuhku sudah di turunkan kembali. Kyu dengan panik mengusap mataku dengan ujung jarinya.

”Neo gwaenchana? Apa aku mengejutkanmu Yoona-ya?” tanyanya dengan khawatir.

Aku hanya terdiam. Lucu sekali ekspresinya mengkhawatirkan ku. Aku berpura-pura memasang wajah tidak suka dan mengembalikan sesuatu yang kosong itu ke arahnya.

“Aku kembalikan cintamu Kyu,”

“JINJAYO??”

“Bwahahahahahahaha aku bercanda Kyu!” aku tidak bisa untuk berhenti tertawa. Kyu mengerucutkan bibirnya dan mendelik tajam ke arahku.

“Appo kyu!” aku mengusap hidungku yang di jepit kyu menggunakan jarinya dengan gemas.

“Kau sekarang berani mempermainkan ku Yoona?” aku mendengar suaranya bernada merajuk.

Aku terkekeh kecil dan mulai bergelayut manja di lengannya,”Mianhae.. aku tidak akan mengembalikan lagi apa yang kau sudah beri Kyu.. aku akan menjaganya..”

Kyu melepaskan pelukanku dari lengannya dengan hati-hati dan menatapku dengan pandangan menilai.

“Waeyo?” tanyaku heran.

“Ah ani. Ini,” ia mengeluarkan sebuah toples kaca kecil berhiaskan pita bermotif polkadot di sekelilingnya.

“Aih, permen!” aku berseru senang.

“Di makan sendiri ya. Aku harap kau suka dengan apa yang aku berikan,” Kyu bangkit berdiri dan berjalan pelan menuju pagar pembatas taman dan sungai Han.

Aku menatap isi toples kaca tu dengan mata berbinarnya. Permen yang di bungkus kertas lucu dengan motif boneka beruang kecil.

“Yoona, kajja,kita pulang!”

Aku terhenyak kaget mendengar Kyu memanggilku. Ia sudah melangkahkan kakinya yang panjang tanpa menunggu ku menghampirinya.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menyusul Kyu namun aku tidak sengaja menginjak sebuah batu kerikil.

Bruk!

“AAAAA”

Aku merasakan tubuhku terhempas di tanah dan toples kaca permen yang di berikan Kyu terlempar begitu saja mengeluarkan isinya. Aku meringis kesakitan. Dengan cepat aku mengumpulkan kembali permen yang berjatuhan dan memasukannya ke dalam toples.

“Mwo?”

Aku melihat satu bungkus permen dengan bungkus berbeda. Hanya di bungkus kertas berwarna putih polos. Aku membuka gulungannya.

Cring!

Sebuah cincin perak terjatuh di atas pangkuanku.

Dan yang membuatku lebih terkejut lagi adalah tulisan yang ada di balik kertas.

“Will you growth old with me? Saranghae, Jung Yoona…”

*

Wedding Invitations

Cho Kyuhyun

&

Jung Yoona

Blessing:
Myeongdong Cathedral
January 11, 2017, 10:00 am

Wedding Reception:
Jeju Hotel and Resort
January 11, 2017, 4:00 pm

“Happy in your faith”

♥♥♥

Cho Kyuhyun & Jung Yoona’s Wedding Things

Blessing:


Wedding Reception:

Jeju Resort and Hotel

Bayangkan aja sendiri ya acara pernikahannya ^^

 

 

-FIN

LAST PART INI PUBLISH SEBAGAI HADIAH ULTAH KYUHYUN ^^

SAENG-IL CHUKKAE CHO KYUHYUN!!!!!!!!!!!!!!!

YAK! I KNOW, THIS FF IS JUST A SMALL GIFT FOR YOU BUT I’M TYPING WITH TOTALLY FOR UR FANS, FOR ALL SPARKYU IN OBIZIENKA

I’M NOT A SPARKYU BUT I THINK, I HAVE LITTLE LOVE FOR YOU EVIL MAGNAE 😛

 

Tags: , , , ,

About Henbaby

Henry Lau's heart beat | My whole life is Henry ♡

11 responses to “Baby Love New (4/4) END”

  1. Lee Hae Ra says :

    Alohhaaaa, eonni!!

    Gyaaaaaa~~
    Disini baru keluar,, eonni sebenernya aku penasaran sama komik aslinya, mau beli tapi males nyari #lha?

    Eonni saya mau komen lagi!

    – Eon, unyuk kasian tuh dipukul 2kali *poor unyuk*
    – Kyu! Kamu nyebelin ngapain mau ikut konser sama danae!
    – Henry! Wooaww, oppa gomawo udah mau mukul unyuk! *peyuuuukkk* #kabur sebelum digiles
    – Yoona kuat banget ya ga makan selama berhari-hari beda banget sama yoona snsd yg shikshin *LOL
    – POKOKNYA EON, DAEBAK DAEBAK,,

  2. jennodd says :

    donghae nya digodain danae -.-

  3. kim eun kyo162 says :

    hmmmm….
    wedding ny ngbayangin sendiri y…
    ckvkck…papa ny sram amat…
    camer galak…

  4. anggita29 says :

    Endingnyaaa.. Huoooooooooooooo X_X romantis bangeeeeeeeeeeeeeeeeet!!!! Speechless baca bagian endingnya…. Hiaaaaaaaa ><

  5. ajengsurya says :

    ahhhh, daebak.. kyu.. ampun dahhh…
    hyukjae, kita nikah yuk? kkk~

  6. IU says :

    aaa…., kereennnn…,
    saya suka.., saya sukaa…,

Leave a comment