(Hen-Kyo SeQuel) SS4 Macau – Ough! Mary! (Part 1)

Author’s Note: This FF inspirated by Skip Beat. Tolong perhatikan setiap tanggal dan jam yang tertera ya.

“Memangnya kau ingin berlibur kemana, sayang?”

“Seoul, Kakek. Mary ingin menyusul Henry disana.”

*

Hyekyo’s Apartement, Geumcheon District, Seoul

March 07, 2012. 09.44 PM KST

Hyekyo’s POV

Aku merasakan deru nafas Henry diwajahku. Sekarang ciuman kami sudah semakin liar, ia sekalipun tidak memberikanku kesempatan untuk bergerak dari tembok tempatku bersandar. Aku yang tadinya ingin mengambil air minum didapur ketika Henry mencegatku mendadak kemudian memojokkanku dan mulai menciumiku.

Aku dapat merasakan sentuhan hangatnya. Tangan kanannya yang bebas mulai bergerak menelusup kebalik baju kaos yang aku kenakan dan mengusap kulit dipunggungku dengan lembut.

Aku masih memejamkan mata dan menikmati setiap detail sentuhannya. Ciuman panas itupun berhenti. Tidak ada lagi lidah yang mencoba menyusup kedalam rongga mulutku. Kini aku merasa pipiku disentuh dengan perlahan.

Aku membuka mataku dan mendapati Henry yang sekarang menatapku dengan intens.

“A-ada apa?” akhirnya aku bisa membuka suara.

Tidak ada guratan senyum atau cengiran lebar seperti biasanya dari Henry. Aku menilai tatapan itu sebagai tatapan.. Mesum.

“Kau benar-benar tidak ingin segera menikah denganku, baby?”

Aku sontak melebarkan kedua bola mataku setelah mendengar pertanyaannya. Dengan tersenyum kikuk aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya.

“Tidak untuk sekarang. Aku belum siap, mianhae.”

Aku mendengar desahan kecewa keluar dari bibir namjaku itu. Sekarang aku sudah berdiri gelisah dan memandangnya dengan rasa bersalah.

“Kau tidak bahagia bersamaku?” tanyaku dengan hati-hati.

Lama hening. Henry masih menatapku dengan intens tanpa mengucapkan sepatah katapun dalam beberapa menit.

Chu~

Aku merasakan sebuah kecupan singkat dikeningku.

“Gwaenchana. Sedetik waktu berlalupun tidak mengurangi kebahagiaanku bersamamu, baby. You are being my fiancee, that’s more than enough for me,” Henry mengalungkan kedua tangannya dipinggangku kemudian memelukku dengan erat. Aku merasakan ia menumpukan wajahnya dipundakku dan deru nafasnya terdengar jelas ditelingaku,”Saranghae.”

*

Aku dan Henry sedang duduk santai diruang tengah apartementku untuk menonton film yang Kyuhyun oppa mainkan drama musikalnya “Catch Me if You Can”.

Aku masih merasa canggung karena sikap spontan Henry tadi. Sembari mengunyah cemilan yang aku makan, aku diam-diam mencuri pandang kearah Henry yang duduk nyaman disebelahku.

Wajahnya tenang sekali. Tanpa ekspresi yang bisa aku bayangkan. Wajahku itu kemudian dengan tiba-tiba beralih menatapku dengan mata menyirat keheranan.

“Hey baby. What’s wrong?” ujarnya bingung.

Aku yang tertangkap basah karena memandangnya diam-diam langsung saja menundukkan kepala karena rona merah yang muncul dipipiku. Walaupun hubunganku dengan Henry sudah berjalan cukup lama, aku masih merasakan kegugupan yang tidak beralasan ketika berada didekatnya.

“Aku bertanya kepadamu. Ada apa sayang?” Henry mengulangi pertanyaannya dan menangkupkan tangannya dipipiku. Mau tidak mau aku mendongak dan menatapnya.

“Ah a-aniyo. Entah kenapa aku sering  merasa gugup seperti ini ketika berada didekatmu,” terangku jujur.

Kedua bola mata itu melebar dan kedua sudut bibir itupun tertarik dengan sempurna. Henry tersenyum lebar.

“Aih! Baguslah!” Henry dengan bersemangat menepuk pundakku dan sekarang kembali menatap layar televisi dengan cengiran lebar dibibirnya.

“Bagus untuk apa? Aku tidak mengerti huh,” aku mendengus sebal karena sikap Henry barusan. Aku melipat tanganku didada dan menghempaskan tubuhku disandaran sofa.

Henry awalnya tidak bergeming dan masih berkonsentrasi menatap kearah layar yang film kami tonton sekarang memang sedang discene anti-klimaks. Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjongkok didepannya. Menghalangi akses pandangnya untuk menonton film yang sedang diputar.

Henry tampak terkesiap dan dengan cepat menguasai dirinya.

“Waeyo?” tanyanya dengan nada tidak tahu menahu.

“Kenapa kau tadi tetawa huh? Memangnya aku ini badut ditaman hiburan?” protesku kesal. Aku sekarang sudah berdiri didepannya dengan tangan bersedekap didada.

“Kau yakin ingin mengetahui alasannya?” Henry mencoba menggodaku. Ia sudah kembali tersenyum lebar. Nyaris tertawa terbahak.

Aku menatapnya dengan kesal.

“Tentu saja. Cepat katakan!” desakku kepadanya.

“Hmm sebenarnya..”

Aku menaikkan satu alisku.

“Aku…”

Sekarang kedua alisku sudah bertaut keheranan. Henry yang menyadari perubahan raut wajahku kemudian berdehem dan melanjutkan perkataannya.

“Aku sebenarnya tidak terlalu menyukai untuk terus berkata gombal seperti ini kepadamu, baby,” ia mengusap tengkuknya dengan gugup dan sekarang menatapku dengan fokus. Terlihat ketulusan dari pancaran matanya.

“Aku terlalu senang mengetahui kau selalu gugup ketika bersamaku karena..”

Aku merasakan pinggangku ditarik mendadak mendekati tubuhnya. Henry membenamkan wajahnya diperutku dan menarik nafas dalam.

“Karena apa?” tanyaku dengan nafas tercekat menunggu jawaban darinya.

“Karena bagiku, itu dapat menjadi alasan bagus untuk jatuh cinta terus menerus kepadamu setiap harinya..”

“Eh?”

*

Henry’s POV

Aku memandang wajah Hyekyo yang tertidur pulas dipangkuanku. Film yang kami tonton sudah selesai sekitar 15 menit yang lalu tapi aku masih tidak mempunyai keinginan untuk beranjak dari posisi ini. Posisi dimana aku bisa memandang wajah polosnya selama yang aku mau tanpa mendapat protes sebal dari Hyekyo yang memang tidak suka ditatap dalam jangka waktu lama. Aku menyingkapkan anak rambut dari wajahnya dan mendengar dengkuran halus keluar dari mulutnya. Aih, yeojaku ini pasti sangat kelelahan.

Kedua sudut bibirku tertarik membuat sebuah senyuman lebar. Kesabaranku mengajaknya untuk segera menikah akhir-akhir ini memang sedang diuji. Aku teringat perkataan hyungdeulku kemarin dan ketika aku mengingatnya kembali aku menjadi berdecak kesal. Aku harus bisa menahan diri dan hanya dengan mengajaknya bertunanganpun sepertinya sudah lebih dari cukup untuk saat ini.

Ajakanku untuk bertunangan memang masih belum resmi, nantinya aku ingin mengadakan pesta pertunangan untuk kami berdua dan mengundang beberapa kerabat dekat tapi mengingat jadwalku yang sangat padat belakangan ini terpaksa niatku itu harus ditunda untuk sementara waktu. Aku memperhatikan cincin perak yang aku berikan beberapa waktu yang lalu melingkar indah dijari manis kirinya.

“Baby.  Aku mohon kau bersabar dan tetaplah bersamaku.”

Aku mengusap puncak kepala Hyekyo kemudian mengecup keningnya lembut. Aroma shampoo Hyekyo memang selalu menjadi favoriteku. Akhirnya aku dengan perlahan memindah tubuh mungil itu kesofa. Aku bangkit dari posisi dudukku dan menggendongnya untuk masuk kedalam kamar.

Setelah menyelimutinya dan mengatur pemanas ruangan, aku mematikan penerangan didalam ruangan mendominasi warna putih ini. Aku menutup pintu kamar sepelan mungkin tanpa menimbulkan suara. Aku melirik kearah jam dinding yang ada diruang tengah. Pukul 11.23 PM. Aku harus segera pulang ke dorm.

*

Toronto Pearson International Airport, Canada

March 08, 2012. 06.10 AM

Author’s POV

“Tidak dapat aku percaya, aku bersedia mengantarkanmu ke Seoul,” yeoja berparas manis itu menghembuskan nafas berat kemudian duduk disebelah seorang anak kecil berumur 10 tahunan,”Mary, kau berjanjikan tidak berbuat ulahkan disana?”

Anak kecil bernama Mary itu pun mengalihkan perhatian dari layar ponsel ditangannya dan mengeluarkan senyum malaikatnya,”Tentu saja, Whitney. Memangnya aku akan berbuat apa?”

“Aih kau itu sok polos sekali sih. Aku tahu kau sangat protektif kepada Henry,” Whitney menjepit hidung Mary menggunakan jarinya,”Disana Henry sudah memiliki kekasih, tahu.”

Ekspresi Mary yang tadinya terlihat sangat bahagia langsung berubah 180 derajat setelah mendengar perkataan Whitney barusan. Ia mengerucutkan bibirnya dan menatap Whitney yang duduk diruang tunggu penerbangan bersamanya dengan sebal.

“Who is she? I wanna kick her when i see.”

“What??” Whitney terbelalak kaget mendengar perkataan spontan dari sepupu kecilnya itu. Mary, sepupunya berusia 10 tahun yang baru tadi malam tiba dari Taiwan. Ketika mengetahui Henry tidak berada dirumah, Mary langsung saja merengek kepada Kakek untuk bisa pergi ke Seoul menyusul Henry.

Whitney menghembuskan nafas panjang dan mengadahkan kepalanya ke atas. Otaknya berpikir keras. Bagaimana cara ia menjelaskan kepada Henry ketika mereka tiba di Seoul nanti? Dan bagaimana pendapat Hyekyo tentang Mary?

*

05.13 PM KST

Henry’s POV

“Mom tidak bercanda kan?”

Aku menghentikan langkahku didepan pintu lift yang masih belum terbuka. Aku mencoba mencerna kembali apa yang baru saja ibuku katakan dari balik speaker ponsel yang masih menempel ditelingaku.

“Jadi Whitney dan Mary sedang dalam perjalanan ke Seoul?”

“…”

“Baiklah mom. Aku mengerti.”

“…”

“Ya, nanti akan aku sampaikan kepada Hyekyo. Ia pasti senang sekali kalau aku kembali mengajaknya berlibur di Toronto. Love you too mom.”

Pip!

Aku memutuskan sambungan telepon dan memasukkan kembali ponselku kedalam saku jaket baseball merah yang aku kenakan.

Aku melangkahkan kaki masuk kedalam lift yang sudah terbuka. Aku menekan tombol dengan angka 11. Aku baru saja menyelesaikan latihan untuk persiapan SS4 Macau besok. Selagi lift berjalan mengantarkanku kelantai 11, aku kembali mengeluarkan ponselku dan mencoba menghubungi Hyekyo.

“Kau sudah pulang kuliah?”

“…”

“Aku ingin makan malam di apartementmu.”

“…”

“Tidak. Aku baru saja tiba Dorm. Mungkin 1 jam lagi aku kesana.”

“…”

“Up to you, baby. Kau selalu tahu apa yang aku inginkan.”

“…”

“Okay. See you.”

Aku melangkahkan kaki keluar dari lift dan memasukkan ponselku kembali kedalam saku jaket. Aku berdiri didepan pintu Dorm dan menekan bel. Aku tidak tahu apakah salah satu hyungku ada di Dorm saat ini. Bisa saja mereka juga sibuk latihan dan belum kembali ke Dorm seperti diriku. Aku hari ini memang latihan ditempat berbeda dari mereka.

TING TONG

Aku dengan sabar menunggu pintu berwarna putih itu terbuka untukku. Dan benar saja, tidak perlu waktu beberapa lama, daun pintu itu pun bergerak terbuka dan keluarlah Sungmin hyung dengan memasang wajah penuh arti untukku.

“Hyung, ada ap-“

“HENRY!”

Aku merasakan sebuah tubuh kecil menubrukku. Aku sedikit terhuyung namun aku merasakan pinggangku dipeluk dengan erat. Aku menoleh kearah sosok disebelahku ini dan akhirnya aku mengerti kenapa Sungmin hyung berwajah seperti itu.

“Mary! Kau sudah tiba hah?” aku dengan senang menggendongnya dan mencium sekilas pipi sepupu kecilku itu.

Aku memandang kemanik mata Mary yang sekarang bersinar jenaka,”Ya, Henry. Kenapa kau pulang lama sekali huh? Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu. Whitney tidak mau mengantarkanku ketempat latihanmu, Henry. Aku kesal sekali kepada Withney,” bibir kecil itu mengeluarkan setiap kata dengan bertubi-tubi. Raut wajahnya berubah cepat ketika menyelesaikan kalimat panjang itu. Sekarang Mary tersenyum manis sekali.

”Aku merindukanmu, Henry,” ujarnya sembari melingkarkan kedua tangannya di leherku.

“Haha aku juga,” aku menggendong Mary sembari berjalan masuk kedalam. Aku mendapati Whitney sedang duduk membaca majalah di sofa ruang tengah Dorm.

“Kau ingin aku buatkan minum juga, magnae?” tawar Sungmin hyung yang berjalan dibelakangku.

“Tidak usah, hyung. Setelah ini aku akan makan malam di apartement Hyekyo. Hyungdeul yang lain belum pulang?” aku mengedarkan pandangan berkeliling mencari-cari keberadaan 8 orang hyungdeulku yang lain.

“Siapa itu Hyekyo, Henry?” aku mendengar suara Mary kemudian. Ekspresi wajahnya sudah berubah, tidak ada senyum cerianya. Wajah itu sekarang berubah menjadi lebih kaku. Aku sedikit terkejut dengan perubahannya ini.

Dengan cepat aku menurunkannya dari gendonganku dan mendudukkannya disamping Whitney yang hanya terdiam memandang kearah kami berdua.

Anak ini ternyata masih protektif kepadaku.

“Hanya sahabat baikku, Mary. Bagiku, kau tetap yang paling manis. Mengerti?”

Mary mengangguk, sekarang senyum cerianya sudah kembali. Perubahan mood yang sangat cepat menurutku. Anak-anak memang sangat sulit untuk dimengerti,”Whitney, kau dengarkan? Henry tidak memiliki kekasih. Ia masih tetap menjadi milikku!” Mary menarik-narik ujung baju Whitney dengan semangat. Whitney hanya mengangguk singkat dan tersenyum ragu. Sekarang Whitney memandangku dengan tatapan marah diwajahnya.
Aku segera saja berbalik dan mencari-cari Sungmin hyung yang ternyata sudah kembali kekamarnya. Aku menghela nafas berat dan duduk disamping Mary.

“Kau sudah makan malam?” tanyaku sembari mengusap rambut dipuncak kepalanya.

“Belum, Henry. Kau mau mengajak kami makan kemana? Whoooaaa dinner, right?” anak kecil ini sudah mengeluarkan puppy eyesnya untukku. Aku mengusap tengkuk ku dengan gugup. Apakah aku harus mengajak anak ini ikut makan malam bersama Hyekyo?

“Aku belum mempunyai rencana, Mary. Tapi aku mau kau tunggu disini, ya? Ada yang harus aku bicarakan bersama Whitney sebentar dikamarku, bolehkan?”

Mary mengangguk. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa dengan nyaman. Boneka beruang kecil berwarna cokelat miliknya yang tadi tergeletak disamping Whitney diraihnya dengan satu gerakan. Anak ini memang sangat manis dan terlampu cerdas untuk anak seusianya. Hal itulah yang sering membuatku kewalahan mengurusinya.

Aku bangkit dari tempat dudukku dan memberi isyarat agar Whitney mengikutiku dari belakang. Tanpa mengucapkan sepatah katapun Whitney menutup dan mengembalikan majalah yang tadi dibacanya keatas meja. Whitney melirik sekilas kearah Mary yang sekarang menutup matanya. Terlihat sekali kalau anak itu sedang kelelahan.

Aku menekan kenop pintu dan mendapati kamarku dan Zhoumi dalam keadaan kosong. Zhoumi memang sedang tidak berada di Korea, besok ia berangkat ke Macau langsung dari Beijing karena ia sedang menyelesaikan syuting dramanya bersama Victoria noona.

Aku mendengar Whitney menutup pintu kamarku dengan sedikit kasar. Ia sekarang benar-benar marah kepadaku.

“Gege, apa maksudmu menyebut Hyekyo sebagai sahabatmu, huh? Bagaimana kalau Mary mengetahui kalau Hyekyo itu sebenarnya adalah kekasihmu,” Whitney menghempaskan tubuhnya duduk dikursi putar yang ada dikamarku ini. Ia memandangku dengan tajam.

Aku melepaskan jaket baseball yang aku kenakan dan melemparkannya sembarangan keatas tempat tidur Zhoumi dan duduk disana. Aku mengacak rambutku frustasi.

“Aku tidak punya pilihan lain, Whitney. Kau tahu kan Mary sangat protektif kepadaku? Apa kau tidak ingat apa yang ia lakukan kepada setiap teman wanitaku yang datang kerumah ketika ia sedang berlibur di Kanada?” keluhku.

Aku kembali teringat Mary yang dulu dengan sangat ekstrim menceburkan temanku, Sarah ke kolam renang dihalaman belakang rumahku. Bukan hanya itu, Mary juga pernah menggunakan mainan laba-laba plastik untuk membuat Kathleen ketakutan setengah mati. Kathleen memang terkenal phobia dengan binatang berkaki banyak itu. Dua kejadian itu sudah cukup membuatku jera untuk mengenalkan Mary kepada teman-teman wanitaku.

Aku memang tidak pernah mengungkit tentang Hyekyo kepada Mary. Aku juga sudah melarang kedua orangtuaku, Clinton dan Whitney  untuk memberitahunya. Mary sekarang hanya memiliki seorang Ayah. Ibunya 3 tahun yang lalu meninggal karena tertabrak mobil. Itu terjadi saat ibunya ingin menyelamatkan Mary yang berlari menyebrang jalan karena merajuk tidak dibelikan mainan yang ia inginkan oleh ibunya. Mary sempat frustasi dan menutup dirinya dari orang lain. Anak sekecil itu sudah menanggung beban yang sangat berat.

Sehari setelah pemakaman ibu Mary, sang ayah pergi kembali ke Amerika untuk mengurus bisnisnya. Ayahnya sangat terpukul dengan kejadian itu karena Bibi Chou meninggal bersama anak kedua mereka yang sedang ia kandung dan sampai sekarang, yang aku dengar dari Kakek, Paman Chou tidak pernah menjenguk Mary di Taiwan. Sekarang Mary tinggal di Taiwan hanya bersama Kakek. Nenek memang lama sudah tutup usia karena penyakit jantung yang dideritanya.

Saat pemakaman Bibi Chou, aku memang hadir di sana. Aku melihat Mary yang sangat terpukul dan hanya meratapi Ayahnya yang menangis tersedu-sedu didepan peti mati ibunya. Anak itu sama sekali tidak mengeluarkan airmata, namun aku tahu, luka dihatinya terlampau dalam untuk ia ungkapkan hanya dengan mengeluarkan airmata.

Sejak itu aku berusaha menghiburnya. Aku mengajaknya menghabiskan waktu beberapa bulan di Kanada untuk menghilangkan kesedihannya. Sejak saat itulah Mary semakin dekat denganku. Setiap ada kesempatan, ia selalu berlibur ke Kanada dan mengunjungiku. Ia pernah dengan sangat polosnya mengatakan kepada Mommy, kalau ia sudah besar ia ingin menjadi pengantin wanitaku. Aku hanya tertawa ketika Mommy bercerita kepadaku. Tapi Mommy memberiku peringatan untuk berhati-hati dengan obsesi seorang anak kecil seusia Mary. Dulu aku memang tidak menggubris perkataan Momy tapi sekarang akhirnya aku sudah merasakan imbasnya.

“Lantas bagaimana?” suara Whitney membuyarkan lamunanku. Jari tangannya yang tergeletak diatas pegangan kursipun terlihat mengetuk-ngetuk dengan tidak sabar untuk menunggu jawabanku.

“Aku akan mengajak kalian berdua untuk makan malam di apartement Hyekyo.”

Aku melihat Whitney ingin membantah ucapanku namun dengan cepat aku memotong perkataannya,”Sudahlah. Kita lihat bagaimana reaksi Hyekyo dan Mary ketika mereka sudah saling bertemu.”

“Kau percaya saja kepadaku, okay?”

Whitney mengangkat tangannya tanda menyerah,”Baiklah gege. Baiklah.”

Aku tersenyum kecil menatap adikku satu-satunya itu,”Kau kembalilah ke ruang tengah. Aku bersiap-siap dulu. Hyekyo sudah menunggu kita di apartementnya.”

Whitney mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya. Ia meraih kenop pintu namun langkahnya terhenti sejenak. Ia menoleh kearahku kembali dengan tatapan ragu yang tersirat dari sorot matanya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun Whitney keluar dan menutup pintu dengan meninggalkan derit pelan.

Aku mencari-cari ponsel dari dalam saku jaketku yang tergeletak diatas tempat tidur dan mengetikkan sebuah pesan untuk Hyekyo.

To: Hyebaby

Kita mendapatkan dua orang tamu spesial. 15 menit lagi kami tiba disana. Kau tidak keberatankan untuk memasak lebih banyak? Kau pasti senang bertemu dengan mereka.

Belum beberapa lama setelah pesan itu terkirim, Hyekyo sudah mengirimkan balasannya untukku.

From: Hyebaby

Baiklah. Aku tidak bisa menebak siapa yang akan datang. Tapi aku mempunyai firasat yang cukup baik, baby ^^

Aku hanya tertawa. Apakah firasat baikmu itu bertahan ketika kau sudah bertemu Mary, baby? I don’t know.

*

05.55 PM KST

Hyekyo’s POV

“Tamu spesial?” aku menautkan kedua alisku usai membaca pesan singkat yang dikirimkan Henry. Dengan cepat aku mengetikkan balasan untuknya.

To: Henbaby

Baiklah. Aku tidak bisa menebak siapa yang akan datang. Tapi aku mempunyai firasat yang cukup baik, baby ^^

Aku terkekeh kecil. Beberapa bulan yang lalu Hana eonnie dan Tabi oppa yang datang bersama Henry dan itu memang kejutan yang sangat menyenangkan untukku. Aku sudah lama tidak bertemu Hana onnie dan Tabi oppa.

Aku meletakkan ponselku diatas meja makan. Tanganku kembali berkutat menata piring dan mangkuk makanan yang sudah aku masak diatas meja. Aku berjalan kearah rak dibagian bawah pantry dan mengambil dua buah piring tambahan.

Untunglah, aku tadi menghabiskan semua bahan yang aku punyai karena aku besok memang berniat untuk berbelanja kembali.

Aku memandang hasil pekerjaanku selama 45 menit yang lalu. Malam ini aku memang memasak 3 jenis makanan yang berbahan dasar sayur didalamnya. Aku tahu besok Henry akan berangkat ke Macau selama dua hari jadi dengan memakan banyak sayuran, ia tidak akan jatuh sakit. Lagipula sekarang memang sedang dipenghujung musim dingin jadi suhu memang sedang berada dititik terendah.

TING TONG

Bel apartementku berbunyi. Aku melepaskan celemek yang aku kenakan dan menyimpannya kedalam laci juga dibagian bawah pantry. Akupun bergegas membukakan pintu dan merapikan rambutku dengan menguncirnya kebelakang.

Cepat sekali Henry tiba pikirku dalam hati. Aku melirik sekilas kelayar interkom dan benar saja, diluar sudah ada Henry yang sedang berbicara dengan seseorang yang berdiri dibelakangnya.

Aku menekan kode pintu  dan kedua sudut bibirku tertarik membentuk senyuman lebar.

“Bab-“

Aku merasakan mulutku dibungkam oleh sebuah tangan dan tubuhku dipaksa berbalik kembali menghadap kedalam apartementku. Ternyata sekarang Henry sudah berdiri didepanku dan menatap dua orang yang berdiri dibelakangku dengan cengiran lebar.

“Ikuti saja apa yang aku lakukan,” aku mendengar Henry berbisik ditelingaku.

Akupun mengangguk. Aku merasakan tubuhku dipandu untuk memutar perlahan dan mataku terbelalak lebar. Aku melihat Whitney yang berdiri dibelakang seorang anak kecil dengan senyum bersalah. Ia mengangguk singkat kearahku namun berbeda sekali dengan anak kecil yang didepanku ini. Mungkin umurnya sekarang sekitar 10 atau 11 tahunan. Ia menatapku dengan raut wajah permusuhan. Tersirat sekali dari bola matanya yang memandangku dengan tajam.

Henry sudah menurunkan tangannya dan melingkarkan kedua tangannya dipinggangku. Ia mengecup pipiku sekilas.

“Kejutan,” ujarnya dengan cengiran lebar,”Aku hanya mengerjaimu.”

Pletak!

Dengan sekuat tenaga aku menjatuhkan sebuah jitakan dikepalanya.

“Paboya!” aku mendeliknya dengan kesal. Tidak perlu waktu yang lama aku sudah berbalik menatap Whitney  dan berjalan untuk memeluknya.

“Hey, kapan kau tiba di Seoul? Kenapa tidak memberitahuku lebih dulu?” aku memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

“I’m sorry, Hyekyo. Sebelumnya aku memang tidak mempunyai rencana untuk datang ke Seoul, aku hanya..”

“Kakak? Kakak kekasihnya Henry ya?” aku merasakan ujung bajuku ditarik dan akupun menoleh kearah anak kecil yang tadi datang bersama Henry dan Whitney. Aigoo aku sudah melupakan keberadaannya.

Tatapan anak itu sangat menusuk kearahku. Aku melihat sikap permusuhan darinya. Ia memandangku dengan pandangan tidak suka. Berarti perasaan yang aku rasakan ketika melihatnya pertama kali memang tidak salah. Aku menoleh kearah Henry yang sekarang hanya mengangkat bahu.

“Ya, aku kekasih Henry, sayang. Kau keponakan Henry?” aku menurunkan tubuhku agar sejajar dengannya. Aku mengusap pipinya yang chubby. Anak ini manis sekali.

PLAK!

Aku refleks menyentuh pipiku dan marasakan pipiku berubah menjadi panas. Anak kecil didepanku ini menamparku. Aku hanya terdiam dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Amarah didalam dadaku sudah terasa ingin meledak, tapi ini hanya seorang.. Anak kecil?

“Mary! Apa yang kau lakukan?!” aku mendengar Whitney menegurnya dengan keras.

Anak itu kemudian berlari kearah Henry yang berdiri didepan pintu apartement dan memeluk pinggang Henry dengan erat. Ia melemparkan tatapan tajamnya kembali kepadaku.

“Henry is mine. Aku tidak menyukaimu, Kakak.”

Akupun membelalakkan kedua bola mataku.

Anak ini?

TBC

Name: Mary Chou

D.O.B: Taipei, 15/03/2001

Height/Weight: 145cm/39kg

Languages: English, Mandarin.

About Mary: Diana Chou, ibu dari Mary adalah adik dari Peter Lau. Mary menguasai bahasa inggris karena keluarga besar mereka memang menggunakan bahasa inggris dan mandarin untuk percakapan sehari-hari.

Author’s Note (2):

Jadi waktu Henry ngomong ama Sungmin oppa itu pake bahasa mandarin. trus Sungmin waktu mempersilahkan Whitney dan Mary ke Dorm itu pake bahasa mandarin juga (walaupun ada kata “hyung”)

Waktu Henry, Hyekyo, Whitney dan Mary ketemu, itu pake bahasa inggris.

Huahahaha kelanjutannya lagi aku ketik. Mianhae di 4 page pertama aku menyuguhkan kemesuman dari HenKyo Couple *PLAK

HUAAAAA si Mary itu imut banget kan?? Unyuuu-nya bikin kagak nahan. Itu anak yang main di Skip Beat! Saking ngfans nya jadi aku bikin di Hen-Kyo SeQuel 😀

Aku awalnya pengen bikin oneshoot, tapi karena ini udah 11 page jadi aku bagi dua aja. Bubye :-*

is typing..

~SS4 Macau – Ough! Mary!~

Tags:

About Henbaby

Henry Lau's heart beat | My whole life is Henry ♡

33 responses to “(Hen-Kyo SeQuel) SS4 Macau – Ough! Mary! (Part 1)”

  1. hgks11 says :

    eon.. itu.. si mary nya kok… -______-
    lanjut deh eon! tpi jgn buat si mary kasar2 bgt ama hyekyo.. ksian hyekyonya u,u

    • HenBaby says :

      Hahaha Mary emang kayak gitu.. diaa rada protektif ama Henry. Hyekyo gpp kok, yang penting kan ntar happy ending. ini lagi ngetik. moga ntar malem bisa publish soalnya aku sambil nunggu foto2 Henry di Macau, hehehe

  2. kim eun kyo162 says :

    owchhhh…..sakit bgt d tampar ma anak kecil….
    ckckck…dasar anak kcil yg kjam….
    menakutjan jg pnya spupu kyak gtu….
    oy…aq reader bru….
    eun kyo imnida….
    20 years old…

    • HenBaby says :

      Huahaha iya itu anak kecil, setan banget sifatnya ya.. yang nulis juga gemes 😀 tp kalo nonton skip beat, Mary itu unyu bgt loh eon.. manis.. aku suka liat tu anak, hehehe

      Annyeong eonnie, yanti imnida, 19yo.
      silahkan baca2 ya ^^

  3. Hyora Kim says :

    Woa.. Mary ganas ych.. Kkkk~ Mudah2an hyekyo sabar slalu.. Ditunggu lanjutannya..^^

    • HenBaby says :

      Iya eonnie, si Mary jahat amat, kan sakit tuh kena tampar >.<

      Mianhae eon, td malem aku baru kelar ngetik 9 page buat part 2 nya dan itupun ga terlalu ada konflik.. jd ga aku publish dulu.. mungkin weekend ntar aku lanjut lagi.. mianhae readers jadi lama nunggu 😥 😥

  4. ChubbyKyuMinHae says :

    hah? di tampar ama anak kecil.. waa ga kebayang, mau marah kasian, ga marah tetep aj kesel… wkwk XD
    th ank kecil2 uda bisa bilang hanry is mine.. aigoo ><

    ditunggu lanjutan ny, secepatnya yaa. hwaiting!

    • HenBaby says :

      Kalo aku yang kena tampar, pasti aku tampar balik, ato aku bakal cubit tuh pipinya mary yang tembam, hihi

      Iya, kan dia pubertas duluan, huahahahahaha *kena tendang Mary*

      Ne, sabar nunggunya ya.. mungkin kelanjutannya weekend ntar soalnya aku lg banyak laporan kuliah >.<

      Jeongmal mianhae..

      • ChubbyKyuMinHae says :

        pubertas bwt ank 10thn itu terlalu terlalu cpt.. hahah 😀

        waa. weekend, ga sabar nie.. hwaiting bwt kuliah nya unnie 🙂

  5. Rini Susanti says :

    aadduuhh…
    anak kecil yang ngegemesin tapi kasian hyekyo di tampar..
    penasaran..
    di tunggu next part’a….

    • HenBaby says :

      Iyaa.. anak kecilnya imut banget kan chingu!! aku ngefans banget ama tu anak yg main di skip beat >.< pengen cubit pipinyaaa..

      Ne, sabar nunggu ya.. soalnya aku nyesuaiin ama jadwal kuliah.. kalo udah free, aku pasti nulis lagi ^^

  6. Lee Hae Ra says :

    Hyekyo ditampar mary U,u” | Eonni, Mary protective banget sama henry -____-” | Eon, Mary aga nyebelin disini, habisnya gangguing Hen-Kyu ._____.v

    Fighting xD !!! Lanjutannya ditunggu ^o^

    • Lee Hae Ra says :

      Lhha? Jadi Hen-Kyu *Henry-Kyuhyun dong* *PLAK!* -_____-”

      Salah nulis, aturan Hen-Kyo 😀 xD

    • HenBaby says :

      Huahahaha dasar! habisnya km terlalu mikirin Kyu sih, makanya Kyu mulu yang diketik, hahahaha

      iya sayang, Mary kan sayang banget ama Henry..

      Sabar nunggu ya.. aku lg nyesuaiin jadwal.. ntar kalo udh free aku pasti ngetik lagi >.< hari ini aku masuk modul baru.. hari pertama aja udah dikasih laporan seabrek.. aigoo aku pusing 😥

  7. kim ririn says :

    buset dah 😀
    marry hebat *plak!
    ckck…bisa2nya nampar yeoja yg lbih tua…..

  8. shilla_park says :

    woi anak kecil knapa itu mesummmmm?????… mochi aku udah ternoda itu.. *loh?* 😀
    cil, itu si mochi udah ngebet kawin..oppss..nikah maksudnya.. buruan gih nikah..nyusul ane yg hidup bahagia sjahtera sama siwon..wkwkw 😀
    oya, masalah si mary..ane jg rada2 sebel gmana gt sma mary di skip beat..deket2 siwon mulu… *jealous salah sasaran* 😛

    • HenBaby says :

      Huahahhaahaha yee eonnie ska baca yg yadong ternyata 😀 *di injek*

      dimana2 itu yeoja yg ternoda, kok ini malah si mochi yg “ternoda” (?) sayang aku ga bakat nulis NC sih eon dan Hen-Kyo itu belum nikah, waa kalo udah mah, bisa 21+ ni genre FF, wkwkwkwkwk *PLAK

      kenapa akhir2 ini pas liat muka Henry aku kepikiran yg mesm terus ya? dia itu terlalu tampan sih eon.. akhir2 ini tambah cakep.. hiks hiks *terlalu jujur*

      Yah eonnie, jangan marah ama Mary dong, dia itu unyu tau! hahaha impian terpendam aku itu punya adik kecil kayak Mary.. haha semoga.. lagian gpp kali kalo mary yg deket ama siwon drpd yeoja ganjen yg lain.. ayoo pilih yg mana?? makanya bikin anak dong eon! *kagak nyambung*

      • shilla_park says :

        eh??.. saya ga suka baca yadong ya..jangan mencemarkan nama baik saya dongs.. *gigit mochi*
        ya ampun woi sadar woi..inget umur..jangan yadongan dulu..makanya nikah dulu dong kek saya biar bisa yadongan dengan halal.. *oppss* 😀
        saya lebih milih saya yg deket2 sama siwon..dan jangan salah saya ama siwon udah bikin anak tahu..udah 2 malah.. *mehrong*.. *ngajak siwon kekamar*… 😀

      • HenBaby says :

        Hiyaaa diam2 ternyata eonnie udah beranak dua ya? kan kasihan ya kalo kena tinggalan siwon trus jd janda beranak dua, ah gak keren.. coba deh nambah anak lagi.. dan jumlah anak eonnie itu 13.. ntar bikin super juniornya junior, wkwkwkwkwk *PLAK

        Yee siapa tau kan hatinya manusia.. diam2 virus yadongnya eon itu dormant 😛 huahahaha iya deh eon, percaya.. ntar malah kena cekik shilla eonnie nih aku.. ntar ga bisa dekat2 henry lagi.. *kabur*

  9. cho sungmin says :

    woh itu maen nampar aja deh -.- penasaran sama kelanjutanya, berebutan henry dah ini haha

    • HenBaby says :

      Hahahaha rebutan Henry tapi saingannya anak kecil, mana sadis gitu.. lebih serem ah daripada rebutan ama yeoja dewasa, haa ne, sabar nunggu ya.. aku belum dapet mood buat ngelanjutin FF ini 🙂

  10. kim nara says :

    waduh,itu hyn kyo gmn?ditampar sgala lg..

  11. titisratna says :

    Lanjut thor, jgn lm2 kan uda jadi tu ffx. keren ini

  12. Cho Miara says :

    kawin kawin kawin buruan henkyo nikah napa kasian noh henry nahan hasratnya mulu #plakk hahay

    Sumpah klo aku jd hyekyo jg gondok bgt… Enak bener main nampar aja.. Bwaannya mw mites dah…

    • HenBaby says :

      Jiaaaaahhh, kawin katanya?? ntar cerai-rujuk mulu tuh si Henry Hyekyo. cukup tunangan aja deh, kan kasihan kalo Hyekyo mau lirik yang lain ga bs gr2 udah nikah *lirik jaejin seunghyun* *PLAK

      iya tuh, si Mary ganas banget >.<

  13. Lee Reina says :

    mary mana mary?! tampar balik loh! -_-

Leave a comment