(Hen-Kyo SeQuel) Super Show 4 – SEOUL

Yeoja yang menggunakan jaket tebal itu tersenyum seraya mengusap pelupuk mata dengan ujung jarinya.

“Kau berhasil, Henry-ku. Kau berhasil,” bisiknya pelan menahan haru.

*

November 19, 2011. 02.00 PM

Aku membuka perlahan kedua mataku dan menggeliat pelan di tempat tidur. Pupil mataku mencoba beradaptasi dengan pancaran cahaya lampu 5 watt yang menyala dinding kamar tepat di atas kepalaku.

Aku merasakan gerakan lembut menyapu kepalaku. Pelan namun pasti, aku mencoba mengumpulkan kesadaranku sepenuhnya.

“Baby…” bisik ku serak ketika melihat Henry yang sedang duduk di lantai dan menumpukan wajahnya di tepi tempat tidurku. Ini masih dini hari.

Ia tersenyum kecil dan menempelkan jari telunjuknya di mulut.

“Kenapa kau malam-malam ke sini?” aku sudah hendak bangun dari posisi tidurku namun dengan sigap Henry mendorong tubuhku pelan agar kembali ke posisi ku semula.

Sekarang ia sudah bangkit dan duduk di tepi tempat tidurku,”Biarkan aku menunggu’i kau tidur semalaman ini, Baby,”

Henry mengusap pipiku dengan lembut dengan menggunakan ujung jarinya,”Aku membutuhkan banyak pasokan energi kali ini,” jelasnya lagi.

Aku menurunkan tangannya dari wajahku. Masih dengan posisi berbaring di tempat tidur aku menggenggam tangannya dengan erat.

“Aku tau kau sedang tidak baik-baik saja,” aku memicingkan mata ke arahnya. Kantuk yang menyerangku tadi mendadak hilang. Kini aku duduk dan menatap wajahnya dengan lekat. Tanganku masih menggenggam tangannya yang hangat. Tangan kesukaanku.

Henry tersenyum kemudian membenamkan kepalanya di bahu kananku. Ia menghirup nafas dalam dan berbisik nyaris tak terdengar.

“Tetaplah seperti ini, baby. Aku sedang memerlukan oksigen yang banyak,”

“Ne,” Aku mengusap puncak kepalanya dengan lembut dan membau’i aroma khas Henry yang aku suka, aroma mint.

“Baby, kau tau. Aku merasa cemas. Takut. Sekaligus gelisah,”

Aku masih mengusap puncak kepalanya dengan satu tanganku yang lain memeluk tubuhnya yang sudah bersandar seutuhnya kepadaku. Henry-ku sedang memiliki beban pikiran yang berat.

“Kau tau ONLY 13, baby? Entah mengapa aku kembali memikirkan kejadian 4 tahun yang lalu,” suara Henry yang lemah membuat hati ku seperti teriris. Turut merasakan kepedihan yang di rasakannya.

“Aku kembali dari dari Toronto lebih awal, hanya menghabiskan beberapa hari di sana dan kembali meninggalkan keluargaku. Aku berlatih sangat keras dan mempersiapkan semuanya dengan semua kemampuanku. Aku mengorbankan waktu kita, waktu ku bertemu denganmu, waktu ku untuk bersama mu untuk bernafas dan menghirup oksigen yang sama. Aku seperti menelantarkanmu karena semua ini, Baby. Tapi dengan semua pengorbananku itu, kenapa aku masih merasa takut? Kejadian 4 tahun yang lalu itu benar-benar membuatku mati rasa,”

“Olympic park, place of bad memories happen. Baby, will i be strong?”

Aku berusaha menahan diri agar tidak meneteskan airmata mendengar semua keluh kesahnya. Aku tidak ingin Henry menjadi lemah dan semakin terpuruk karena ku. 4 tahun yang lalu. Henry-ku masih belum bisa di terima para ELF di antara member Super Junior. ONLY 13. Semua itu adalah kenangan lama yang membuat luka yang sangat dalam baginya.

“Of course you will. Don’t scare. I believe my Henry will do the best and show all his ability,”

“Tidak akan ada yang merasa kecewa karena mu, Baby…”

“Baby, boleh aku mengatakan sesuatu dari sudut pandang strings? Aku ini seorang strings, kau tau,”

“Hmm,” Henry bergumam mengiyakan. Masih menghirup nafas dalam di tubuhku. Berusaha menyerap energi sebanyak yang ia bisa. Karena aku adalah sumber kekuatannya.

“Our henry be strong. there are no bad memories that can survive except our passion for always supporting you. Here we are,”

“Thanks a lot, really thanks.. Baby.. Strings… i’ll do the best tonight,”

TBC

Posted with WordPress for BlackBerry.