The Resort #1 – Introduzione


Yoona’s POV

Aku kembali melihat bayangan diriku di cermin. Ini sudah kesekian kalinya aku mengecek penampilanku dan memastikan semuanya tampak sempurna di hari pertama aku masuk kerja. Akhirnya aku bisa diterima bekerja menjadi resepsionis di hotel bintang lima yang selama ini sangat kuimpikan, Sapphire International Hotel and Resort. Aku menarik nafas dan menghembuskan dengan perlahan. Yak, aku berharap hari ini akan berlalu dengan sempurna. Hwaiting!!

Aku menuruni tangga dengan penuh semangat. Dari tangga aku bisa melihat eomma ku yang sedang berkutat di dapur menyiapkan sarapan. Aku berlari ke arahnya dan mengecup pipinya singkat.

“Eomma-ya aku berangkat dulu ya! Annyeong!”  seruku lalu segera berlalu menuju pintu keluar.

“Ya Yoonie! Sarapanmu!”

“Simpan saja untuk nanti malam Eomma! Aku tidak mau terlambat di hari pertamaku!”

*

Aku baru saja turun dari bus yang mengantarku menuju tempat kerjaku, Sapphire International Hotel and Resort.

‘Whoaaaa, hotel ini benar-benar tampak seperti surga dunia’

Aku berdecak kagum dengan apa yang aku lihat. Dengan memantapkan hati dan percaya diri aku melangkahkan diri memasuki hotel melalui pintu utama hotel. Tampak Manajer Park yang kemarin memberiku pengarahan sebelum hari pertama kerja ku berdiri di depan meja resepsionis yang ada lobby hotel sambil bertolak pinggang dan membulatkan kedua bola matanya kearahku. Aku senyum termanis dan bergegas menghampirinya.

“Annyeong haseyo manajer Park!” sapaku seraya membungkukkan badan 90 derajat, “Apa yang harus saya lakukan?” aku bertanya dan kudapati manajer Park yang melotot marah ke arahku.

“Yak!” teriaknya dan kemudian memajukan badannya ke arahku.

Ia memperhatikan name tag yang melekat di saku kiri seragamku, “Jung Yoon A…” ejanya, “Jam berapa sekarang?” tanyanya.

“Engg…” aku melirik jam tangan yang ada di tangan kiriku, “Sekarang baru jam 06.15 pagi, manajer,” kataku sambil masih tersenyum manis.

“Baru jam 06.15, Jung Yoona-sshi?” ujarnya dengan penuh penekanan, “ Apa kau tahu kalau kau sudah terlambat 15 menit, eh?”

“Mwo?” aku membulatkan mataku tak percaya, “Bukankah jam masuk kerjaku jam 7, manajer Park?” lanjutku masih dengan wajah tak berdosa.

Ketika manajer Park membuka mulutnya ingin membalas jawabanku, tiba-tiba terdengar kegaduhan dari arah luar pintu utama hotel. Otomatis membuat semua pandangan tertuju pada sumber kegaduhan itu. Semua orang yang ada berlarian membentuk barisan lurus rapi di sisi kanan-kiri dari pintu utama termasuk manajer Park yang langsung meninggalkanku masih dengan tampang kesalnya.

“Aku belum selesai denganmu,” ujarnya dingin dengan tatapan membunuh.

Aku masih bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Aku hanya berdiri diam dan memfokuskan pandanganku ke arah pintu, mencoba mengetahui ada apa gerangan. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat mobil Rolls Royce hitam mengkilat melaju memasuki jalan utama hotel dan berhenti tepat di depan pintu utama.

Pintu depan mobil mewah itu terbuka kemudian keluarlah sesosok pria muda dengan setelan jas hitam yang tampak mahal dan kacamata hitam yang membingkai wajah tampannya. Ia berjalan dengan angkuh menuju pintu masuk dengan dagu terangkat. Semua orang yang berbaris rapi sontak membungkuk hormat serendah mungkin ke arahnya. Aku tidak bisa mengatupkan mulutku dan mengalihkan pandanganku darinya.

‘Pria ini terlalu menyilaukan’

***

Kyuhyun’s POV

Aku mengambil jasku yang tergeletak di atas meja dan meraih salah satu dari kunci mobil yang berjejer di gantungan. Kupilih mobil Rolls Royce yang baru kubeli minggu lalu. Pagi ini aku memutuskan untuk melakukan inspeksi mendadak di hotel milik ku.

Baru saja aku akan membuka pintu mobil, terdengar teriakan anak kecil dari dalam rumah.

“DADDY, WAIT ME!” tampak seorang namja kecil berlari kearahku dengan tampang berantakan. Aku tersenyum kearahnya.

“Waeyo, Johyuk-ah?” tanyaku seraya mengelus kepalanya dengan lembut. Johyuk, namja kecil berumur 5 tahun, anak dari Noona-ku, Cho Danae.

“Daddy, aku ikut,” ia menepis tanganku yang mengelus kepalanya. Dengan santai ia berjalan mendekati mobil, membuka pintu dan duduk manis di dalamnya. Ia tersenyum lebar ke arahku dan menampakkan deretan gigi susunya yang beberapa tampak bolong  karena sudah tanggal.

“Ah, arrasseo. Siap, Captain!” ucapku. Aku memang tidak bisa menolak keinginan Johyuk.

*

“Daddy, tombol ini buat apa?” tanya Johyuk sambil menunjuk berbagai tombol di mobilku.

“Yak! Johyuk-ah, jangan dipencet!” seruku berusaha menahan tangan kecil Johyuk sambil tetap berusaha mengendalikan setir, namun tiba-tiba saja wiper mobilku sudah bergerak kesana-kemari.

“Whoaaa, daebak!!” seru Johyuk senang sambil bertepuk tangan.

“Aisshh,” aku memijit kepalaku, sedari tadi anak ini terus saja merecokiku.

“Hmm, Johyuk-ah? Have you take a bath?” tanyaku padanya.

“Nope daddy,” jawabnya sembari cengengesan, “May I swim at your hotel swimming pool?” tanyanya dengan mata berbinar.

“Ya, of course you can,” kataku sambil menginjak rem perlahan. Tanpa terasa kini kami sudah berada di depan hotel. Hanya perlu waktu 10 menit jarak tempuhku dari rumah menuju hotel. Aku merapikan setelan jas dan membuka pintu mobil. Tak lupa aku mengambil kacamata hitam yang ada di dashboard dan mengenakannya.

‘Ah, sudah dua minggu aku tidak menginjakkan kakiku di hotel ini, aku terlalu sibuk dengan urusan persiapan cabang hotelku yang baru di Jeju bersama Yesung’

Aku melangkahkan kakiku memasuki hotel. Aku melihat semua pegawaiku berbaris menyambut dan membungkukkan badannya ke arahku. Aku memperhatikan semua pegawai namun ada satu yeoja yang dengan tampang bodohnya terus saja menatap wajah tampanku tanpa berkedip sedikitpun. Aku menatapnya tajam dan mendekat ke arahnya, bersiap memarahinya atas perlakuannya yang tidak sopan itu. Apakah ia tidak tau peraturan yang ada di hotel ini.

“Daddy!!” Johyuk keluar dari mobil dan berlari ke arahku.

‘Aigoo, aku melupakan Johyuk yang masih berada di dalam mobil’

Aku mengulurkan tangan dan hendak menggandeng tangan kecilnya seperti biasa.

Johyuk semakin mendekat. Bukannya menuju ke arahku dan menerima uluran tanganku, ia malah mendekat ke arah yeoja yang tidak sopan itu dan mulai menarik-narik rok si yeoja. “Noona, apa daddy-ku setampan itu sampai kau tidak berkedip menatapnya?”

***

Hyekyo’s POV

Aku keluar dari kamar dan merapatkan jaket tebal yang aku pakai. Sekarang baru jam 5 pagi, masih terlalu pagi untuk yeoja sepertiku untuk bangun tidur tapi aku harus menjemput dongsaeng-ku di bandara yang baru saja pulang dari LA. Aku menyetir dengan cepat karena jalanan Seoul yang masih lenggang pada jam segini. Incheon sudah tampak ramai dari kejauhan. Penerbangan internasional biasanya memang tiba pagi-pagi sekali karena selisih waktu yang cukup panjang. Aku memarkirkan mobil tidak jauh dari pintu masuk dan bergegas berjalan menuju pintu kedatangan internasional.

Tak lama aku sudah mengedarkan pandangan ke arah sekumpulan penumpang yang baru saja keluar dari pintu kedatangan dan mencari sosok yang aku tunggu. Shin Riena, adik perempuanku satu-satunya.

“Sista!!”

Dari kejauhan nampak seorang yeoja manis memakai kacamata hitam melambai penuh semangat ke arahku.

‘Aisshh, sekarang aksen Amerikanya semakin kental saja’

Ia berjalan cepat kearahku  dan memelukku dengan hangat. “Miss u Sista, long time no see,”

Aku melepas pelukannya dan merapikan jaketku yang sedikit berantakan olehnya. “Ya sudah cukup acara kangennya,” kataku.” And stop call me with ‘sista’. This is korea. Do you understand, Lady?”

Riena menggembungkan pipinya kesal. Aku mencoba mengacuhkannya. Ini sudah sering kali terjadi karena aku ingin ia berubah menjadi yeoja yang tegas seperti ku, “Ayo kita segera pulang, aku harus ke kantor,”

“Sista, i wanna take my bag first. Wait a second,” rengeknya.

“Ya ya, hurry up!”

Anak ini masih saja tidak berubah padahal umurnya sudah beranjak dewasa. Tak lama Riena sudah menyeret sebuah koper besar bersamanya. Aku lebih dulu berjalan di depan dan segera menuju parkiran mobil.

“Hmmm sista,” panggilnya pelan ketika mobilku sudah melaju di jalanan kota seoul. Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Jam di dashboardku sudah menujukkan pukul 6 pagi.

“Waeyo?” jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depanku.

“I won’t stay at home, can I?” bujuknya.

Aku sontak menoleh ke arahnya. Mengerem mobilku mendadak dan menepikannya ke tepi jalan,”Apa maksudmu Riena-ya??”

“Nothing. But I must finish my thesis at one of five star hotel in this city,”

Aku menautkan kedua alisku mendengar pernyataannya,”Where’s that hotel? Should i take you there?”

Riena mengangguk mantap,”Ya Sista! Gretel Hotel and Resort. Would you?”

“Aishh merepotkan. Padahal menampung 10 orang sepertimu saja rumah kita terlampau besar dan sekarang kau malah tidak ingin pulang ke rumah. Ara, aku akan mengantarkan mu dan berhentilah mengeluarkan aksen amerikamu itu dongsaeng-ah,”

“Ya ya, Thanks a lot sista,” katanya sambil memelukku kegirangan.

“Eh tunggu bukankah Gretel Hotel and Resort itu milik Yesung?” aku bergumam tidak jelas sembari mengingat sesuatu.

“Who? Yesung? Do you know him, sista?”

“Yah, dia adalah sahabat karib atasanku, Kyuhyun Sajangnim,”

“Oo,” Riena membulatkan mulutnya dan mengangguk paham.

Aku kembali memasukkan persneling mobil dan menancapkan gas menuju hotel yang di maksud Riena. Aku mengerutkan keningku. Nampaknya ada suatu hal besar yang ia sembunyikan dariku.

****

Riena’s POV

“Eh tunggu bukankah Gretel Hotel and Resort itu milik Yesung?” Hyekyo eonnie berucap pelan.

Sontak nama itu membuatku sedikit kaget.

“Who? Yesung? Do you know him, sista?” pintar sekali aku ini berakting.

“Yah, dia adalah sahabat karib atasanku, Kyuhyun Sanjangnim,” jelas Hyekyo eonnie masih berusaha mengingat sesuatu.

“Oo,” aku mengangguk paham.

Asal kalian tau saja. Aku mempunyai sebuah rahasia. Sebenarnya selain untuk menyelesaikan tugas akhirku, aku kembali ke korea untuk mengejar seorang pria yang sudah membuatku tergila-gila. Kim Jong Woon atau bisa di sebut Mr. Yesung, pria bermata elang itu berhasil membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kedatangannya sebagai dosen tamu saat aku di LA adalah pertemuan pertama kami, menurutku Yesung atau yang lebih suka ku panggil dengan nama Yeppa itu benar-benar sosok pria sempurna, tatapan matanya, senyuman manisnya, sampai kata-kata yang keluar dari mulutnya benar-benar indah dan terdengar merdu.

Aku ingat saat pertama kali dia memasuki ruang kuliah, dosen utamaku memperkenalkannya sebagai Jerome Kim, pemilik salah satu hotel terbaik di seluruh Asia dan sedang mempersiapkan diri untuk mengembangkan sayap bisnis perhotelannya ke Amerika dan Eropa.

Aku menyukai Yeppa bukan karena materi tapi terlebih pada pembawaan dan sifatnya, apa kalian percaya dengan ‘love at the first sight’ ? Itulah yang terjadi padaku saat ini.

“Waeyo? Kenapa kau senyum-senyum sendiri hah? Kita sudah sampai di Gretel,” Hyekyo eonnie menepuk pelan pipiku.

Aku hanya terkekeh,”Nothing sista, just thinking something can make me happy,”

“What is that?”

“Later, you’ll know that,”

“Yak kau ini. Suka sekali bermain rahasia kepadaku. Baiklah, aku tidak bisa mengantar kau ke dalam. Kau check in sendiri ya dan setiap weekend, kau harus pulang ke rumah,” titah Hyekyo eonnie.

“Tap-,”

“Tidak Riena-ya, appa dan eomma juga pasti akan berkata seperti itu. kali ini tidak ada bantahan. Sudah untung aku yang mengizinkanmu tidak pulang ke rumah dan aku harap izin dari ku ini akan membuat gelar sarjanamu akan semakin cepat kau raih, arasseo?”

“Yes sista. I understand,” aku mengecup pipi kanannya sekilas dan keluar dari mobil.

“Aku turunkan koperku sendiri. Nanti aku akan pulang. Goodbye,”

“Ya, kalau ada perlu telepon aku saja,” Hyekyo eonnie mengangguk dari dalam mobil.

Setelah mengeluarkan koper dari dalam bagasi dan memberi lambaian terakhir pada Hyekyo eonnie, mobilnya melaju meninggalkan ku di depan pintu Gretel Hotel and Resort.

‘Yeppa, i’m coming’

****

Hyekyo’s POV

Heenim is calling..

“Ne Oppa?”

“…..”

“Ya. Aku ada meeting hari ini tapi kau bisa jemput aku sesudahnya. Nanti aku akan menghubungimu lagi,”

“….”

“Annyeong,”

Aku meletakkan kembali ponselku ke dalam saku jaket yang aku kenakan. Heechul, kekasihku akan mengajak ku makan siang. Ini sudah merupakan kebiasaan setiap harinya. Ia selalu menelponku di pagi hari walaupun sekedar menanyakan kabarku hari ini. Kekasih idaman semua wanita bukan? Ah aku sangat puas dengan status ini walaupun hingga saat ini aku tidak tau bagaimana sebenarnya perasaan Heechul kepadaku karena aku yang meminta ia menjadi kekasihku.

Ia adalah satu-satunya namja yang dekat denganku semenjak kuliah. Aku seorang wanita dengan tipikal tegas dan dingin ini sangat sulit memulai hubungan dengan lawan jenis. Aku tidak suka orang yang terlalu over acting tapi sangat berbeda dengan Heechul yang sangat easy going selalu tampil apa adanya. Sejak pertama kali ia mengenalkan dirinya kepadaku, entah kenapa aku merasa nyaman bersamanya.

Aku harus kembali dulu ke rumah untuk mengganti pakaian ku sebelum berangkat ke kantor. Semoga hari ini tetap menjadi hari yang sempurna sama seperti hari-hariku sebelumnya.

*

“Capuccinonya satu,” aku berdiri di depan mini bar yang terdapat di foodcourt hotel tempat ku bekerja, Sapphire Internetional Hetel and Resort. Sembari menunggu, aku mengeluarkan ponsel dari saku blazer yang aku kenakan untuk membalas pesan dari Heechul yang tadi masuk ketika aku masih dalam perjalanan menuju hotel.

“Ini. Secangkir capuccino hangat yang penuh cinta untuk seorang yeoja istimewa di hatiku,”

“Mwo?” aku mengangkat wajahku dan menoleh ke sumber suara.

“Yak. Kau lagi, kau lagi!” aku memaki pria yang sekarang ada di depanku ini,”Kapan kau bisa tidak bergentayangan di sekitarku, hah?”

Ia hanya tertawa kecil sembari mengeluarkan senyum yang menurutnya aegyo itu. Pipi tembamnya membuat semua orang gemas melihat sosok bermata sipit ini tapi tidak untuk ku. Pria ini selalu saja membuat ku naik darah dan tidak bisa berhenti untuk berteriak.

“Baiklah kalau kau ingin aku menjauhi mu tapi kau harus menjadi yeojachingu-ku terlebih dahulu, ya?”

“TIDAK AKAN,”

Aku berbalik dan meninggalkan pria itu begitu saja. Habis sudah kesabaranku karena ulah bocah tengik satu ini. Henry Lau, berhentilah menggangguku.

****

Henry’s POV

Aku melirik ke arah jam tangan yang ku pakai. Jam setengah 7 pagi. Biasanya Hyekyo pada jam ini akan datang ke foodcourt untuk minum capuccino kesukaannya. Itu adalah kebiasaannya setiap pagi. Aku sudah bersiap di belakang mini bar menunggu kedatangan Hyekyo.

Tidak berapa lama, yeoja cantik nan galak itu menampakkan diri dari kejauhan. Hari ini ia menggunakan kemeja berwarna peach di balut blazer putih dan rok mini berwarna senada. High heels setinggi 9 cm membalut sempurna kaki jenjangnya. Aku mengangkat kamera yang menggantung di leherku dan mengambil beberapa fotonya dari kejauhan.

‘Neomu yepudda’

“Capuccino nya satu,” ucapnya setelah sampai di depan mini bar.

Aku mengeluarkan evil smirk-ku dan mengambil secangkir capuccino yang sudah di siapkan waiter sedari tadi atas suruhanku.

“Ini. Secangkir capuccino hangat yang penuh cinta untuk seorang yeoja istimewa di hatiku,” kataku dengan wajah aegyo terbaik ku.

“Mwo?” ia mengangkat wajahnya dari layar ponsel yang sedang ia pegang dan menatapku dengan tatapan terkejut.

“Yak. Kau lagi, kau lagi!” ia sontak berteriak dengan wajah merah padam,”Kapan kau bisa tidak bergentayangan di sekitarku, hah?”

Aku hanya terkekeh. Respon seperti inilah biasanya aku dapatkan ketika aku menggodanya. Wajah ketika menunjukkan ekspresi marahnya membuatku semakin bersemangat dan ingin terus membuatnya seperti itu.

‘inilah wajah favorit ku dan aku benar-benar ingin memilikinya’

“Baiklah kalau kau ingin aku menjauhi mu tapi kau harus menjadi yeoja chingu ku terlebih dahulu, ya?” ucapku enteng seraya mendekatkan wajahku ke arahnya. Aku tersenyum dan menampakkan deretan gigi putihku.

“TIDAK AKAN,” semburnya ketus dan berbalik meninggalkanku.

Capuccino yang tadi aku sodorkan di tinggalkannya begitu saja.

****

Danae’s POV

Aku mendengar suara gaduh dari lobby, tidak biasanya hotel seramai ini.

Karena penasaran, aku yang sedang duduk di salah satu meja pelanggan, mencoba melihat dari balik kaca coffee shop ku yang terletak di lobby hotel. Nampak sebuah mobil Roll Royce hitam terparkir di depan pintu utama. Tidak lama kemudian keluar namja dengan setelan jas dan kaca mata hitam. Siapa lagi kalau bukan namdongsaengku. Cho Kyuhyun. Direktur Sapphire Int. Hotel and Resort.

Aku menautkan kedua alisku. Tidak biasanya dia datang ke Hotel sepagi ini, apa abeoji memaksanya pergi ke hotel?
Namun yang lebih menarik perhatianku adalah seorang yeoja, sepertinya dia resepsionis baru, berdiri termangu sambil menatap Kyuhyun dengan mulut terbuka lebar.

“Daddy, wait me!” terdengar suara anak laki-laki yang tidak asing bagiku.

Kim Johyuk, putraku yang berumur 5 tahun, berlari memasuki lobby hotel dengan tampilan yang tidak karuan, bukannya mengejar Kyuhyun, Johyuk malah mendekati yeoja tadi.

” Noona, apa daddy-ku setampan itu sampai kau tidak berkedip menatapnya?” ucapnya dengan tampang polosnya. Walaupun terhalang oleh kaca, aku masih dengan jelas bisa membaca gerak-gerik mulutnya. Johyuk kemudian berlalu dan berjalan menuju coffee shop ke tempat dudukku sekarang.

“Eommaaaaa!!” teriaknya riang saat memasuki coffee shop, langsung memelukku dengan hangat.

Aku membalas pelukan putra yang sangat ku sayangi itu dan mengelus kepalanya dengan sayang.

“Apa hari ini Min Songsaengnim tidak datang ke rumah?” tanyaku padanya.

“Ani eomma, tadi Min songsaengnim menelpon katanya tidak bisa mengajar hari ini. Hyukkie merasa bosan di rumah, makanya Hyukkie ikut Daddy ke hotel” jelasnya sambil meminum Strawberry milk kesukaannya yang entah kapan sudah ada di atas meja kami.

Johyuk tidak bersekolah regular seperti anak-anak sebayanya. Johyuk menjalani home schooling. Dulu dia sempat masuk ke sekolah biasa, namun banyak anak-anak yang suka mengganggunya, terlebih Johyuk yang tidak mempunyai seorang ayah membuatnya menjadi bahan ejekan di sekolah oleh karena itu aku lebih memilih home schooling, itu lebih baik untuk perkembangannya.

Aku kembali teringat dengan yeoja yang dihampiri Johyuk tadi. “Hyukkie, siapa yeoja tadi?” tanyaku pada Johyuk.

“Yeoja yang mana, eomma?” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari PSP-nya

“Yeoja yang tadi kau tegur, yang berdiri di dekat pintu,”

“Oh, molla eomma. Hyukkie hanya merasa lucu melihat matanya yang tidak berkedip waktu melihat Daddy,” sahutnya masih berkonsentrasi dengan PSP hitam kesayangannya.

“When eomma talking with you, can you show your respect to me Hyukkie?” jawabku padanya seraya memandang wajah putra kesayanganku itu.

“Oops, I’m so sorry eomma, may I play my PSP?” tanyanya lembut sambil menatap mataku dengan wajah memelas.

Mata hitam itu menatapku, tatapan lembut seakan tidak ingin menyakiti objek pandangannya, tatapan penuh kasih seakan ingin mengatakan bahwa rasa kasihnya terlampau besar untuk diungkapkan dengan kata-kata, tatapan milik seseorang di masa laluku.

Aku membalas tatapan Johyuk, mengelus pipinya pelan dan menciumnya keningnya. Persis seperti yang biasa ku lakukan pada pria masa laluku, Johyuk benar-benar cerminan dirinya.

“Eomma, may I?” tanya Johyuk lagi, menyadarkanku dari lamunanku.

“Of course you can, but just for a hour, you’ve must take a bath, okey?” jawabku sambil tersenyum,”kamu belum mandi kan, sayang?”

“Hehehe Okey, eomma” jawabnya riang sambil mulai memainkan PSP-nya kembali. Sepertinya Johyuk sudah tertular virus Daddy-nya itu. Bermain PSP atau game online tapi untungnya Johyuk mengenal waktu, dia hanya bermain jika ada waktu luang dan saat Min songsaengnim tidak memberinya perkerjaan rumah.

Aku menyesap cappucinoku sambil sesekali memerhatikan Johyuk yang sedang serius menekan tombol di PSP-nya.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling coffee shop tanpa sengaja aku melihat si Eternal Baby sedang mengganggu seorang yeoja di depan mini bar, membuat barista yang ada hanya menatap mereka dengan tampang bingungnya.

Ah, aku melupakan sesuatu.

Namaku Kim Danae, aku memiliki seorang putra bernama Kim Johyuk. Cho Kyuhyun adalah adik kandungku, dia yang mengelola hotel dan menjadi pewaris tunggal bisnis perhotelan keluarga kami. Sementara aku lebih memilih mengelola coffee shop di hotel sambil menikmati kegemaranku dan bidang masak-memasak. Kalian tentu heran kenapa marga ku adalah Kim? Appa dan eomma telah lama bercerai dan aku memilih ikut eomma sedangkan Kyu ikut dengan appa. Ketika eomma meninggal, aku kembali tinggal bersama Kyu dan Appa tetapi untuk mengenang eomma, aku tetap memakai marga dari pihak eomma yaitu Kim. Kim Danae.

Johyuk memanggil Kyu dengan sebutan Daddy karena dia merindukan sosok seorang ayah. Seseorang yang tidak mungkin memberikan kasih sayang yang sewajarnya kepada anak kecil yang sedang tumbuh seperti Johyuk. Anak ku itu anak yang kuat dan aku pikir, ia sudah memiliki cukup bahkan sangat melimpah kasih sayang yang sudah di berikan kami, yaitu orang-orang di sekitarnya.

Ayah Johyuk, pergi. Pria itu pergi, aku sendiri pun bingung, apakah kepergian seperti itu dapat dikatakan pergi atau hanya sebuah kamuflase.

FLASHBACK

“Oppaaaaaa, andwaaeeee!!” aku berteriak sekencang yang ku bisa dan setelah itu semuanya menjadi gelap.

Aku hanya mendengar suara tangisan, suara orang meneriakan namaku dan setelah itu semuanya hening, tak terdengar apapun.

Saat aku terbangun, di sekelilingku sudah ada Abeoji, Eomma, dan Kyuhyun. Aku mengedarkan pandanganku mencari sosok itu, tapi tidak kutemukan.

Aku memandang eomma, appa, dan kyuhyun secara bergantian. Meminta penjelasan atas apa yang terjadi. Kenapa aku merasa seperti ini. Seperti ada hal yang menjanggal di hatiku.

Eomma perlahan mendekatiku, menarikku dalam pelukannya. Eomma mulai terisak, aku bingung dengan apa yang terjadi, tapi tidak satupun dari mereka memberiku penjelasan.

“Danae-ya, mianhae” hanya itu yang dikatakan Eomma, kata maaf yang menurutku belum bisa menjelaskan semua yang terjadi.

FLASHBACK END

****

Kimhee’s POV

“Mana Siwon? Bukankah sekarang seharusnya ia sudah datang?” tanya eomma ketika melihatku hanya sendirian sarapan di meja makan pagi ini.

Aku menghentikan aktivitasku mengoleskan selai ke permukaan roti tawar yang aku pegang dan menoleh ke arah eomma.

“Sedang dalam perjalanan eomma. Siwon oppa tadi bilang mampir ke kantor besar dulu untuk menyerahkan laporan mingguannya,”

“Syukurlah. Eomma tidak ingin kau tidak dalam pengawasan. Ingatlah, jangan sampai kau berjalan kemanapun seorang diri, arasseo?”

“Ne eomma,”

“Selamat pagi eomonim, Kimhee-ya,” tiba-tiba saja Siwon sudah berdiri di hadapan kami berdua dan membungkuk kan badannya yang tegap itu.

Seperti biasa ia hanya menggunakan pakaian premannya. Ia adalah salah satu polisi terbaik di bagian intel dan di tugaskan menjagaku yang seorang anak hakim ini. Wajahnya yang tampan dan pembawaanya yang tenang membuatku menyukainya. Oh dan satu lagi, Siwon oppa adalah namjachinguku. Appa dan eomma sangat senang ketika mendengar kami berdua berpacaran. Mereka mendukung penuh hubungan kami. Aku pun senang-senang saja karena Siwon adalah sosok namjchingu impian setiap yeoja. Tampan, kharismatik dan taat beragama. Ia tidak pernah memarahi ku ataupun memaksaan kehendaknya. Ia selalu melindungi ku dan menjagaku dengan baik.

Di balik semua perasaan ku itu sebenarnya aku memiliki perasaan lain. Perasaan khusus yang lebih dulu tersimpan untuk seseorang yang pernah mengisi hari-hari ku. Cinta pertamaku. Ia adalah sunbae ku di SMA. Kami berpacaran selama setahun dan harus memutuskan hubungan kami karena namja itu lulus dan melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Namanya Kim Heechul.

Aku menampik semua pikiranku setelah melihat sosok Siwon berdiri di hadapanku. Aku melanjutkan aktivitas mengoles roti tawar yang tadi aku kerjakan dan mulai menikmati sarapanku di temani siwon dan eomma.

“Kau pulang hari ini jam berapa?” tanya Siwon kepadaku.

“Mollayo oppa. Hari ini aku harus dinas di rumah sakit. Nanti aku akan menghubungimu,” aku tersenyum ke arahnya. Aku adalah seorang dokter muda yang sedang melanjutkan pendidikan spesialis ku di Seoul university. Berkat kecerdasanku dan beberapa kali akselerasi ketika aku masih di bangku SMP dan SMA, aku bisa lulus menjadi dokter muda dalam usia 20 tahun dan sekarang aku langsung saja melanjutkan pendidikan spesialis ku.

“Oppa ayo kita berangkat,” aku berdiri dan berjalan ke arah eomma. Aku mengecup pipinya singkat dan mengucapkan salam.

Siwon pun mengikuti ku dari belakang. Seusai ia berpamitan kepada eomma, aku bergelayut manja di pergelangan tangannya. Ya, aku ini memiliki sifat manja sekali. Aku adalah anak tunggal dan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan.

Siwon memandangku dengan tatapan sayang dan mengelus puncak kepalaku.

“Kau ini tidak malu kah di lihat eomonim bertingkah kekanakan seperti ini?”

“Tidak sama sekali oppa,” aku memeletkan lidah dan semakin mengeratkan pelukanku pada pergelangan tangannya.

***

Siwon’s POV

“Aishh cereboh sekali anak ini,” aku melirik ke arah jok samping dan mendapati ponsel Kimhee yang tertinggal.

Aku sudah berada di basement kantor besarku dan tidak mungkin lagi aku kembali ke sana untuk mengembalikan ponsel Kimhee. Sebenarnya Kimhee mempunyai dua ponsel tapi ponsel satunya sangat jarang Kimhee bawa kemana-mana. Aku meraih ponsel Kimhee dan mencoba menghubungi nomor ponsel Kimhee satunya.

“Ya Kimhee-ya, ponselmu ketinggalan,”

“…”

“Ara, annyeong,”

Aku menekan tombol reject dan meletakkan ponsel Kimhee ke dalam box di dashboard mobilku. Mataku teralih ke screensaver yang muncul tiba-tiba. Foto Kimhee bersama seorang namja. Aku mendekatkan kembali ponsel itu ke arahku dan memfokuskan mata untuk bisa melihat dengan jelas. Siapa gerangan namja ini?

****

Hyunhee’s POV

Aku membuka mataku di pagi hari ini. Entah mengapa, kepala dan sekujur tubuhku terasa sakit, terutama di daerah vitalku.

‘Pasti aku minum sampai mabuk lagi tadi malam’

Aku menggeliat pelan, berusaha menggerakkan kedua lenganku ke segala arah di sisi ranjangku. Hal yang biasa aku lakukan setiap bangun tidur. Namun alangkah terkejutnya aku ketika lenganku menyentuh sesuatu di sebelahku. Aku menyibakkan selimut tebal yang menyelimutinya dan alangkah terkejutnya aku melihat sesosok pria dengan tubuh polos membelakangiku dan tertidur nyenyak tepat di sebelahku. Aku pun melihat diriku sendiri dan mendapati bahwa tubuhku pun polos tanpa sehelai benang pun sama seperti pria di sebelahku ini. Kepalaku masih terasa berat, namun aku berusaha memfungsikan otakku untuk berpikir. Akhirnya aku menyadari apa yang terjadi tadi malam.

“MWOYAAAAAAAA!!!!!!”

Aku berteriak kencang seraya menggenggam erat-erat selimut menutupi seluruh tubuhku.

Kulihat pria di sebelahku menggeliat, “Siapa yang mengganggu tidurku pa-“ ia berbalik dan bangkit duduk dengan mata yang masih terpejam, “Ya!! Siapa kau!!” tunjukknya kaget padaku dengan mata melotot.

Aku balik menatapnya marah, “Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu!” aku menunjuknya dengan telunjuk kananku sementara tangan kiri ku masih memegang erat selimut menutupi tubuhku.

“Apa yang telah kau lakukan padaku!?” seruku marah.

“Mollaseo,” jawabnya singkat, “Aku mabuk malam tadi, dan aku tidak bisa mengingat apa yag terjadi,”

Aku benar-benar marah. Bagaimana bisa ia dengan entengnya menjawab seperti itu, “Neo!!” air mataku tiba-tiba saja mengalir tak terbendung. Bagaimana tidak, baru saja aku menyerahkan kesucian yang selama ini kujaga dengan susah payah kepada pria yang bahkan namanya saja aku tidak tahu.

Suasana menjadi hening. Hanya ada aku yang terisak menangis menyesali nasibku.

“Mianhae,” akhirnya ia membuka suara. “Itu semua, terjadi karena ketidaksengajaan,”

“Pergi,” ucapku dingin, “Pergi dan anggap ini semua tidak pernah terjadi,” lanjutku tanpa memandang wajah pria itu.

Tak ada jawaban.

Aku hanya menunduk dan terus terisak.

“Baiklah, aku pergi,” jawabnya. Kemudian bisa kudengar suaranya yang bangkit dari ranjang dan memunguti paakiannnya yang tergeletak di lantai, lalu berlalu menuju pintu.

BLAM

Terdengar suara pintu tertutup dengan nyaring.

Tangisku berubah semakin kencang, aku meratapi kebodohanku. Kini aku mengingat semuanya. Kalau saja malam itu aku tidak pergi ke pub, tidak mencoba untuk menenggak alkohol, kalau saja aku tidak bertemu pria itu, semuanya tidak akan berakhir menjadi bencana seperti ini.

 

 

TBC

RCL nya di tunggu.

Chapter 2 in progress 😀

Tags: , , , , , , ,

About Henbaby

Henry Lau's heart beat | My whole life is Henry ♡

20 responses to “The Resort #1 – Introduzione”

  1. EunKyung says :

    Ngakak dulu sblum baca..,

    Hahahahahahaha

    🙂

  2. gaemchii says :

    ikut komen ah, save spot dulu *wink*

  3. EunKyung says :

    Hahahaha

    Ada belajar lch onn?

  4. HenBaby says :

    @BiniKyu: wkwkwk heboh. Apakah part 2 seheboh ini? Kita lihat saja nanti 😀

    @BiniKyung: Cuma siang tu ja belajar histo tadi malam baca PA sedikit dan kada bisa di lanjuti lagi belajar gr2 galau ttg SM 😦

  5. EunKyung says :

    Jgn galau onn.,

    Yg penting SuJu oppadeul tercinta baik” saja..,

    Gimana habis ujian tdi onn.,

    Ada cerita ttg socca..,

    Hahahaha

  6. EunKyung says :

    Daebak….
    Daebak…
    Daebak….
    Tpok tangan…tpok jidat tpok kaki…

  7. kangmey says :

    haha,,q maluu…
    nistaaa sx dri q ini…
    tp daebak2…
    lnjd… ^.^

  8. kangmey says :

    haha,,q maluu…
    nistaaa sx dri q dsini…
    tp daebak2…
    lnjd… ^.^

  9. Shin rie-na says :

    Ui..iu…..cast istri yeppa dtang ngoment. Ayo onni..tlis lgi..kpan q ktmu yeppa. bolehlah q req crtanya gmna..hahaha….

    • HenBaby says :

      Request? kan ini pairing km, jd suka2 ja mau ceritanya gimana 😀

      besok di kampus kita bahas, wkwkwkwkwk dasar ff keroyokan euy 😀

  10. Park Yeosin says :

    crita’a penuh konflik ya,,,,,,
    itu yng pasangan Hyunhee siapa ?? kangin kah ??
    s tnggu part slnjut’a,,,,,^^

    • HenBaby says :

      iya chingu, kan yang bikin authornya banyak, hahahahaha

      Ne, yang jadi pasangannya hyunhee tuh kangin ^^

      part 2 nya masih dalam angan2 soalnya belum ada waktu buat ngetik *colek onciz*

  11. Sheren says :

    Kpan ni kluar part 2.y… Lma bnget aq nunggu.y..
    Gag ad bahan yg bsa dbca nah..
    Hihihihi

  12. mutiara says :

    sek bingung cos cast-nya banyak bana sikit2 lagi nongolnya tunggu next partnya aja ah sapa tau rada mupeng nih otak pentium …. tingkyu …..

    • HenBaby says :

      Hehehehe sabar ya.. engga tau kenapa para authornya (bertiga) lagi ga bisa ngelanjutin ni ff.. tapi ntar bakal lanjut kog, tunggu ya ^^

  13. nteph says :

    Woww sptnt seru.. Wlpn masi aga membingungkan krn blm apal nama2 castny ahahaha…

Leave a comment